Berita

Pertahanan

Mantap, Indonesia Coast Guard Langsung Operasi

KAMIS, 28 MEI 2015 | 03:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Setelah dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI yang pertama, Laksdya Maritim DR. Desi Albert Mamahit M.Sc langsung melakukan declare operasi patroli penegakan hukum di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia dengan nama sandi Nusantara V dan VI.

"Bakamla RI mendukung pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Mamahit kepada wartawan di kantor Pusat Bakamla di Jakarta, Rabu (27/5).

Dikatakan, operasi penegakan hukum ini sudah dilakukan sejak Januari 2015 dengan nama sandi Nusantara. Ini merupakan amanat UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan dan Perpres Nomor 178 Tahun 2014 tentang Bakamla RI.

Deklarasi operasi merupakan bentuk nyata dari fungsi Bakamla RI sebagai single agency multi task -badan tunggal dengan berbagai fungsinya, termasuk mendukung kebijakan Presiden RI untuk penanganan pengungsi Rohingnya.
 
"Dengan operasi ini ingin dinyatakan pula bahwa laut dalam yurisdiksi Indonesia adalah perekat kedaulatan NKRI dan bukan pemisah antar pulau di seluruh nusantara," kata Mamahit yang didamping konsultan komunikasi AM Putut Prabantoro.

"Hal ini juga agar dunia internasional mengetahui tentang posisi ini, Bakamla RI akan disebut pula dengan nama Indonesia Coast Guard yang penting untuk pergaulan dunia internasional serta tidak ada dikotomi pengertian di dalam negeri," sambung dia.

Untuk mendukung operasi penegakan hukum itu, Bakamla melakukan penguatan Sistem Peringatan Dini (SPD) Keamanan dan Keselamatan Laut. Dengan pemanfaatan teknologi sistem peringatan dini tersebut, menurut Mamahit, operasi penegakan hukum Bakamla harus berjalan efisien serta efektif.
 
Dalam operasinya, Bakamla tidak akan melakukan gergaji laut, yakni istilah operasi laut yang dilakukan secara tradisional tanpa memanfaatkan teknologi. Operasi sistem gergaji laut akan berjalan tidak efisien dan tidak efektif karena lebih mengutamakan patroli secara fisik yang memerlukan banyak BBM.  Sementara dengan sistem peringatan dini, patroli akan dilakukan lebih efisien. Kapal patroli bergerak setelah ada dteksi pelaku illegal  dan tentu hasilnya akan lebih efektif.
 
Dijelaskan lebih lanjut, penguatan SPD ini dengan radar jarak jauh dan satelit sebagai pendukung operasi. SPD akan mendukung operasi Bakamla sepanjang tahun dan khusus, baik yang bilateral ataupun multi lateral. Didukung berbagai instansi yang terkait, operasi yang sudah dilakukan sejak Januari ini bersifat filling the gap.  Dengan pengaturan seperti itu, diharapkan tidak ada lagi kekosongan wilayah operasi di perairan Indonesia dan di wilayah yurisdiksi Indonesia.
 
Operasi dengan nama sandi Nusantara sudah dilakukan sejak Januari 2015. Operasi diperkuat dengan kapal-kapal patroli terdiri dari unsur-unsur patroli seperti Bakamla, TNI AL, Polair, BC, KPLP, dan PSDKP dan sekaligus personilnya.

"Kami yakin dengan kekuatan itu tugas penjagaan dan pengawasan terhadap keamanan, keselamatan dan penegakan hukum di laut dilakukan secara efektif, efisien dan responsif. Dalam lima tahun ke depan diperkirakan Bakamla akan memilik 30-40 kapal patroli. Bahkan di Batam akan dibuat kapal berukuran 110 meter agar patroli dapat menjangku Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)," ujar Mamahit.

Dipastikan oleh Mamahit bahwa dalam operasi tersebut proses hukum yang berjalan tuntas agar kepastian hukum dicapai tanpa bertele-tele prosesnya. Dengan kepastian hukum yang tuntas, para pengguna laut diberi jaminan dapat melakukan kegiatannya secara aman dan nyaman.
 
Disinggung pula oleh Mamahit bahwa pada tahun ini Bakamla akan mendirikan Akademi  Keamanan dan Keselamatan Laut (AKKL) di Surabaya sebagai langkah serius pemerintah mendidik generasi muda bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan negara akan insan penjaga keamanan dan keselamatan laut yang non struktural.[dem]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya