Berita

Jazuli Juwaini

PKS: Ideologi Terorisme Itu Antikemapanan dan Membuat Kekacauan

KAMIS, 28 MEI 2015 | 01:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Terorisme bukan hanya musuh negara, tetapi musuh semua rakyat Indonesia, musuh kemanusiaan yang harus diselesaikan secara komprehensif dan tuntas.

Demikian ditegaskan anggota Komisi III DPR RI yang juga Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini saat rapat kerja dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam rangka membahas usulan program penanggulangan terorisme, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/5).

"Terorisme itu tidak punya ideologi, apalagi dikaitkan dengan agama. Mana ada agama di Indonesia ini yang mengajarkan kekerasan dan terorisme. Ideologi terorisme itu antikemapanan dan membuat kekacauan," ungkap Jazuli.

Oleh karena itu, sambung Jazuli, Komisi III mendukung langkah-langkah BNPT dalam menanggulangi terorisme secara efektif. "Hanya saja metode dan caranya harus tepat dan bukan justru menimbulkan rangkaian kekerasan dan terorisme berikutnya," ujar Politikus asal Banten ini.

Lebih lanjut Jazuli menyarankan agar BNPT melakukan kajian mendalam untuk menemukan faktor pemicu (underlying causes) terorisme dan tidak melakukan stigmatisasi pada agama tertentu. Karena menurutnya, bisa jadi pemicunya kompleks menyangkut masalah social, ekonomi dan juga ketidakadilan.

"Jika analisa atas pemicu terorisme salah, bahaya itu, karena pendekatan dan penyelesaian pasti salah," imbuh Jazuli.

Lebih jauh Jazuli mengapresiasi pemberantasan terorisme dengan penangkalan, pencegahan, dan cara-cara persuasif, bukan festivalisasi.

"Jangan sampai festivalisasi kekerasan di depan publik melalui publikasi penangkapan, penembakan teroris, justru menimbulkan rangkaian kekerasan berikutnya. Karena itu akan terekam di memori anak-anak atau kerabat terduga teroris. Apalagi, disinyalir ada pihak-pihak tertentu yang menjadikan festivalisasi pemberantasan terorisme sebagai 'proyek'," pungkas Jazuli. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Puan: PDIP Solid Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:50

DPD Wanti-wanti Penanganan Krisis Pangan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:44

IFW Minta Pemerintah Waspadai Trik Menyulap Gandum Pangan Jadi Bahan Pakan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:39

Usut Korupsi di ASDP, KPK Panggil 2 Penilai KJPP

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:37

Harga CPO Naik 1 Persen Usai Anjlok Dua Hari Beruntun

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:37

Calon Kepala BIN Herindra Komitmen Jaga Keutuhan NKRI

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:33

Penasihat Presiden UEA Digadang Jadi Pemimpin Gaza Usai Perang

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:32

Gandeng Industri, Kemenperin Optimis IMC Berperan Tekan Impor Mesin Produksi

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:30

Jokowi: Ketahanan Pangan, Fondasi Kesejahteraan Bangsa

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:19

PM Italia Nekat Kunjungi Lebanon usai Serangan di UNIFIL

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:17

Selengkapnya