Kubu Aburizal Bakrie menyambut baik inisiatif islah yang digagas Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ini bersifat jangka pendek, tapi positif untuk menyelamatkan Partai Golkar.
Tujuan islah agar kedua kubu partai berlambang pohon berÂingin bisa bersama-sama memperÂsiapkan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, Desember mendatang.
Islah jangka pendek ini meÂmang sempat dipertanyakan, apakah itu positif, karena dikhaÂwatirkan pasangan yang kalah dalam pilkada bisa menggugat pasangan yang diajukan Partai Golkar.
Terlepas bagaimana nanti, yang jelas Jusuf Kalla yang akrab disapa JK itu sudah mengÂgagas islah dan disambut secara positif.
"Islah jangka pendek ini menyelamatkan kader Golkar di daerah, sehingga tidak kehilanÂgan hak politiknya untuk mengiÂkuti pilkada serentak," kata Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Tantowi Yahya, kemarin.
Dengan islah tersebut, lanÂjut Tantowi, Wapres JK berÂharap kepada kedua kubu yang berseteru agar mementingkan kepentingan lebih besar. Jangan pikirkan kepentingan peroranÂgan atau kelompok tertentu yang bersifat pragmatis.
Berikut kutipan selengkpanya:
Bagaimana teknis islah itu?Begini, ada beberapa kesepakatan dalam formulasi islah. Teknis
will follow, akan ikut kalau ada kesepakatan, bersama-sama untuk bersatu. Islah untuk menyelamatkan kader. Mari sepakat dulu seperti ajakan Pak JK. Jangan subuh-subuh sudah dicurigai.
Islah Golkar dari perseteruan dualisme kepemimpinan ini merupakan kesepakatan dengan Pak JK. Hal ini dilakukan agar Partai Golkar bisa mengikuti pilkasa serentak yang digelar 9 Desember 2015.
Apakah sudah ada kesepakatan?Sudah ada kesepakatan. Kedua kubu berseteru lebih mementingÂkan kepentingan partai. Jangan dahulukan kepentingan tertentu yang bersifat pragmatis.
Apa Anda yakin akan bisa islah?Saya optimistis, apa pun yang dilakukan kubu Agung tenÂtang Surat Keputusan (SK) Menkumham Yasonna H Laoly terkait kepengurusan Golkar Munas Ancol dan pengajuan banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN), islah akan tetap tercapai. Kita tunggulah. Yang penting sepakat dulu lakukan islah untuk selaÂmatkan kader.
Bagaimana soal penyelesaian konflik?Sebenarnya penyelesaÂian konflik di internal Golkar tergantung langkah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly. Sekarang kita mau islah yang sedang diusahakan oleh JK. Sudah terjadi kesepakatan unÂtuk mengedepankan kepentinÂgan partai, termasuk di dalamÂnya kader-kader yang sudah mempersiapkan diri untuk ikut pilkada.
Kedua kubu, baik itu kubu Munas Bali maupun Munas Ancol sudah menyadari dan akan mengedepankan kepentingan Partai Golkar ketimbang kepentingan orang per orang ataupun kepentingan kelompok tertentu. Itu merupakan salah satu poin yang Pak JK tawarkan dalam islah.
Bagaimana kalau Munaslub?Memang Munaslub secara organisasi dimungkinkan. Tapi tidak sesederhana yang disampaikan Pak Akbar, penyelenggaranya siapa, DPP? DPP yang mana, pesertanya ketua DPD I dan II? Kemudian yang mana?
Kubu Ancol membuat Plt (pelaksana tugas), lalu yang menanggung biayanya siapa.
Kalau dipaksakan, kalau peÂsertanya ketua DPD I dan II nanti hasilnya nggak diakui Pak Agung karena dianggap demisioner. Ini tidak akan menyelesaikan perÂmasalahan. Biaya tidak murah, yang menggelar DPP, cari sumber uang dan urunan, lalu DPP siapa yang menanggung.
Kalau kubu Ancol berpegang SK Menkumham, bagaimaÂna?Kita tunggulah, sepakat duluÂlah islah. Teknisnya nanti kita lihat.
Apakah ada rencana perÂtemuan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie?Kami ada rencana pertemuan antara JK, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono untuk membaÂhas islah Partai Golkar ini. Akan mengarah ke sana.
Kapan?Saya nggak tahu, tapi saya rasa akan ada momen itu. ***