Berita

Fuad Amin Imron/net

Hukum

Ogah Pakai Pampers, Kesehatan Fuad Amin Menurun

RABU, 13 MEI 2015 | 15:30 WIB | LAPORAN:

. Ketua DPRD Bangkalan nonaktif Fuad Amin Imron mengeluh kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik selama berada di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Karenanya, terdakwa kasus suap jual beli gas alam di Bangkalan dan Gili Timur itu meminta dipindah ke rutan lainnya.

"Sudah diperiksa, namun vertigo malah tambah parah, mata berkunang-kunang. Kalau di atas (gedung KPK lantai 9) tidak bisa baca sama sekali. Mohon izin dengan sangat supaya ketenangan kami dalam mengikuti sidang yang kami ikuti," beber Fuad di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2015).


Untuk itu, tim kuasa hukum memohon agar majelis hakim bisa memindahkan terdakwa dari tempat penahanan sekarang ke tempat penahanan lain. Agar kondisi kesehatan Fuad Amin yang juga mantan Bupati Bangkalan dua periode bisa membaik.

"Di rutan lain tersedia dokter dan tahanan tipikor juga diberikan perlakuan yang sama. Jadi, kami mengajukan alasan itu agar permintaan kami dikabulkan," ujar Rudy Alfonso selaku kuasa hukum.

Menanggapi permintaan tersebut, hakim ketua M. Muchlis menanyakan hasil pemeriksaan dokter kepada Jaksa Penuntut Umum pada KPK. Hakim meminta laporan pemeriksaan tersebut agar sidang Fuad Amin dapat berjalan dengan lancar.

"Kemarin dokter menyatakan vertigo, lalu dokter jantung menyarankan kadar oksigennya diperiksa di lantai dasar maupun di atas. Lalu untuk prostat disarankan dipasang pampers dan kondom kateter tapi yang bersangkutan (Fuad Amin) tidak merespon," jelas jaksa Pulung.

Jaksa KPK memastikan bahwa pihaknya melakukan penanganan kesehatan yang terbaik bagi Fuad. Menurut jaksa, dokter telah memeriksa secara psikis yang membuat Fuad Amin mengeluh seperti itu. Dipastikan di rutan KPK telah ada dokter yang cepat untuk menangani keluhan-keluhan tersebut.

"Kalau kami berpendapat ada di rutan kami kalau ada sesuatu kami cepat menangani. Kalau jauh koordinasinya akan lambat karena kami sangat membutuhkan terdakwa dalam pemeriksaan maraton. Kalau jauh kalau terjadi hal yang mendadak kami akan kesulitan," beber jaksa.

Setelah mendengar jawaban jaksa, hakim mengatakan akan mempertimbangkannya. Dia pun langsung menutup persidangan yang akan dilanjutkan pada 21 Mei mendatang.

"Kami memahami akan kami pertimbangkan hal itu. Sidang ditunda Kamis 21 Mei 2015 agenda sidang pembaca pendapat keberatan penuntut umum," tutup Muchlis. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya