Berita

Dr. Amirsyah Tambunan

Kekerasan yang Membawa-bawa Nama Agama harus Diperangi Bersama

SELASA, 28 APRIL 2015 | 19:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tindakan radikalisme bersumber dari manusia, bukan dari agama. Karena setiap agama, termasuk Islam mengharamkan dan sangat menetang kekerasan.

"Di Indonesia, Islam dinilai sebagai agama yang bisa menjunjung tinggi kebersamaan, kerukunan dan saling menghormati antar agama lain. Tidak ada kekerasan dalam Islam,” ujar Wakil Sekjen MUI, Dr. Amirsyah Tambunan saat dihubungi (Selasa, 28/4).

Tapi dia tidak menampik, kekerasan terjadi karena adanya berbagai macam ketimpangan di tengah masyarakat yang kerap menggunakan kedok agama. Sebab pengetahuan yang rendah terhadap agama.

"Jadi seolah-olah agama yang mengajarkan kekerasan, padahal bukan. Hal itu tidak boleh terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Semuanya harus rukun dan saling menghormati antar sesama," sambung dosen UMJ ini.

Menurutnya, kalau itu terjadi tentunya akan sangat berbahaya. Bisa terjadi perang saudara seperti yang terjadi di Palestina, Afganistan dan bahkan saat ini yang terjadi di Irak dan Suriah yang selama ini dikenal dengan ISIS.

"Saya berharap hal itu jangan sampai terjadi di negeri kita ini karena itu ancaman bersama,” katanya.

Untuk itu pria, yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen DPP Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) ini meminta agar segala macam bentuk kekerasan yang menggunakan kedok agama ini harus diperangi.

Karena dapat membawa dampak buruk dalam kehidupan masyarakat dan negara, seperti ia mencontohkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

"Jadi kekerasan yang membawa-bawa nama agama itu harus diperangi bersama, karena di agama kita (Islam) tidak pernah diajarkan untuk melakukan kekerasan,” tandasnya.[zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Genjot Daya Saing, DPRD Kota Bogor Sahkan Perda Tentang Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 00:08

Komnas Perempuan Desak PDIP Pecat Kader yang Terlibat KDRT

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:59

KPK Sita 15 Unit Tanah dan Bangunan Milik Bos PT Jembatan Nusantara Grup

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:45

Prabowo Sang Pemersatu Bangsa

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:26

Program Mitra Tani Bulog Serap Panen Petani di Banyuwangi

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:22

Prabowo Belum Bocorkan Penempatan Menteri-menteri

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:21

Kukuhkan Pataka Daksha Prasastya, Simbol Komitmen SSDM Polri Cetak SDM Unggul

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:08

Pimpinan KKB Jemmy Magai Ditangkap, Ratusan Amunisi Berhasil Disita

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:51

DPRD Kota Bogor Bentuk Pansus Bahas Dua Raperda Baru

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:47

Hubungan Jokowi dan Prabowo Semakin Akrab Jelang Pelantikan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:39

Selengkapnya