Berita

eep saefulloh fatah/net

Politik

Eep Saefulloh: Sikap Jokowi Terlalu Simbolik

MINGGU, 26 APRIL 2015 | 17:28 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pengamat politik dan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengingatkan Jokowi untuk beradaptasi cepat dan belajar banyak karena banyak hal yang dituntut publik dari dirinya sebagai presiden.

Menurut Eep yang menjadi anggota tim sukses pasangan Jokowi-JK pada Pilpres lalu, kerja Jokowi sebagai presiden tidak begitu terstruktur, berbeda ketika ia menjadi gubernur atau walikota. Saat ini Jokowi bersikap terlalu simbolik.

"Ada hukum alam yang tidak bisa dilawan, menjadi presiden adalah sesuatu yang berbeda dengan menjadi gubernur atau walikota. Jika tidak belajar cepat Jokowi akan ketinggalan," katanya.


Eep mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara acara Pelatihan School for Nation Leader (SNL) dengan tema "Pemimpin Muda dengan Jati Diri Ke-Indonesiaan,". Acara yang digelar Sekolah Kepemimpinan Bangsa ini digelar pada 14-20 April 2015, di Kawasan Wisata Djampang, Bogor.

Meski demikian Eep menilai tiga bulan pertama kondisi pemerintahan Jokowi-JK berjalan cukup baik walaupun masih terdapat beberapa catatan merah. Dia memberikan penilaian dengan skor akhir 560 dari skala 170-850.
 
"Terdapat beberapa catatan merah seperti dalam isu pemilihan Kapolri dan pengendalian konflik KPK vs Polri. Selain itu juga penilaian negatif juga diberikan dalam isu penunjukkan anggota Wantimpres dan perampingan birokrasi pemerintahan," papar Direktur Eksekutif Sekolah Demokrasi Indonesia tersebut.

"Di sisi lain ada juga kebijakan yang dinilai  positif seperti penegakan hukum di laut, penarikan subsidi bahan bakar minyak, pembentukan satgas anti mafia migas dan reformasi perizinan usaha dan investasi," tegasnya.

Lebih lanjut Eep menyebutkan bahwa informasi yang tidak tepat dari orang-orang di sekitar pemimpin dapat membuat penglihatan pemimpin akan masalah riil menjadi kabur.

"Jokowi memiliki problem serius, dimana ia tidak boleh berorientasi pada kepuasan voters semata, serta memiliki ilusi bahwa ia merasa selalu dicintai orang banyak," pungkasnya.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

ERP Mangkrak, Evaluasi Kadishub Syafrin Liputo!

Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:07

Timnas Tersingkir Tragis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:31

Dirut BSI Raih Sharia Banking Transformation Leader of the Year

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:14

Tak Benar Taman Nasional Way Kambas Dijual

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:04

Buka Posko Krisis Terpadu Mobil MBG Seruduk Siswa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:01

Evakuasi Warga Pakai Helikopter

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:14

Saatnya Prabowo Reshuffle Besar-besaran Pasca Bencana Sumatera

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:04

Way Kambas Pilot Project Penjualan Karbon di Kawasan Taman Nasional

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:53

Mirza Agus Jenderal Doktrin dan Lapangan Lulusan Kopassus Kini Jaga Timur

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:33

Ketika Perpol Menantang Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya