Berita

LPKS Usul Tanggal Wafat RA Kartini Ditetapkan Hari Kesehatan Reproduksi

KAMIS, 23 APRIL 2015 | 04:22 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemerintah telah berjanji untuk menurunkan angka kematian obu sampai angka 102/ 100.000 kelahiran hidup. Namun hingga kini angka Angka Kematian Ibu (AKI) masih luar biasa tinggi, lebih tinggi dari ketika Millenium Development Goals (MDG’s) dicanangkan yaitu 359/100.000 kelahiran hidup.

Selain infrastruktur yang buruk, sanitasi yang tak memadai,  perempuan hamil mengalami gizi buruk dan beban kerja berlipat, membuat mereka tersisih dari pengambilan keputusan di berbagai tingkatan pemerintahan.  

"Negara juga gagal dalam memberikan layanan kontrasepsi yang aman dan terjangkau, serta melindungi anak perempuan dari praktik kawin di bawah umur dan sunat perempuan," demikian pernyataan Liga Perempuan untuk Keadilan Sosial (LPKS) dalam keterangan terkait Hari Kartini yang jatuh pada 21 April.

LPKS merupakan sebuah kelompok pemerhati isu hak-hak kaum perempuan yang dipimpin Nursyahbani Katjasungkana dan beranggotakan sejumlah perempuan aktivis dan akademisi seperti  Bianti Djiwandono, Chusnul Mar’iyah, Lies Marcoes, Sita Ari Purnami dan Erdiana Noerdin dan lain-lain.

Karena itu LPKS mengingatkan, pertama agar negara menepati janjinya untuk  hadir di hadapan perempuan dan menghapus segala bentuk diskriminasi  berbasis prasangka gender.

"Janji itu bukan saja karena  kita telah meratifikasi Konvenis PBB untuk penghapusan segala bentuk kekerasan atau Confensi CEDAW ( Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women) melalui UU no 7/1984, tetapi juga demi amanat Konstitusi negara UUD 45 Pasal 127 yang menyatakan 'Segala warga negara sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung tinggi hukum tanpa kecuali'," tegas mereka.

Kedua negara juga harus mengakhiri sikap masa bodoh terhadap pelanggaran hukum dan penistaan martabat perempuan dengan membiarkan terjadinya kekerasan berbasis prasangka gender; membiarkan terjadinya dualisme hukum antara hukum negara dan hukum agama” yang  berdampak pada sulitnya perempuan berpartisipasi di ruang publik, dan dalam pengambilan keputusan serta dalam pemenuhan hak-haknya sebagai warga negara.

Ketiga, agar negara memperjelas visi pembangunan hukum yang bertumpu pada pemenuhan hak perempuan untuk dihormati dan  dilindungi serta berkesesuaian dengan kerangka hak asasi manusia. Negara harus berani bersikap atas pelanggaran hak-hak kaum perempuan yang seringkali bersemunyi di balik budaya dan norma ketimuran” namun pada kenyataannya budaya serupa itulah yang sejak  masa Kartini menjadi alat yang efektif  dalam menindas kaum perempuan.  

Keempat LPKS mengusulkan agar pemerintah memutuskan tanggal 17 September sebagai Hari Kesehatan Reproduksi Perempuan dengan mengambil momentum wafatnya RA Kartini 17 September 1904  setelah empat hari melahirkan putranya R. Soesalit dan mengalami pendarahan dan kejang rahim hebat.  

"Wafatnya RA Kartini harus menjadi tonggak kesadaran Bangsa Indonesia untuk  menghapus Angka Kematian Ibu melahirkan sampai ke titik nol," demikian pernyatan LPKS.  [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Survei Indikator: China Negara Kawan Terdekat Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:10

Teguh Setyabudi Gantikan Heru Budi Jabat Pj Gubernur

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:00

Doa Cak Imin, Prabowo Sukses Memimpin Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:51

Kediaman Prabowo di Hambalang Disesaki Karangan Bunga

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

Lagi, Israel Serangan Menara Pasukan UNIFIL di Lebanon

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

BI Bakal Kenakan Sanksi Buat Pedagang yang Kenakan Biaya Tambahan QRIS

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:47

Gembleng Calon Menteri di Akmil, Prabowo Tak Ingin Anggota Kabinet Jadi Penjahat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:42

Dibayangi Apple, Samsung Masih Kuasai Pasar Smartphone Global

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:29

Makin Dekat Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan Persis

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:19

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Bukti Ekonomi Indonesia Tangguh

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:15

Selengkapnya