Berita

ilustrasi

Bisnis

Tekan Harga, Bisnis Elpiji 12 Kg Diusulkan Dibuka ke Swasta

SENIN, 06 APRIL 2015 | 06:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah diminta untuk membuka bisnis elpiji 12 kilo­gram (kg) ke swasta sehingga tidak dikuasai oleh PT Pertamina (Persero) saja. Harga dipastikan bisa kompetitif.

"Kalau bisnis gas tidak hanya dilakukan oleh Pertamina, maka harga jual gas non-subsidi terse­but bisa bersaing," kata Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria kepa­da Rakyat Merdeka, kemarin.

Selain itu, dia bilang, jika pe­merintah prihatin dengan harga elpiji 12 kg yang selalu dikoreksi sesuai harga pasar CP Aramco, maka pemerintah harus men­etapkan gas elpiji 12 kg sebagai barang yang disubsidi.


"Sepanjang elpiji 12 kg ditetap­kan sebagai gas umum atau non-subsidi, maka harga jualnya tetap merupakan kewenangan badan usaha niaga gas," katanya.

Namun, dia bilang, menurut Permen ESDM No. 26/2009 elpiji 12 kg ditetapkan sebagai gas umum yang tidak disubsidi pemerintah, oleh karena itu har­ganya sepenuhnya diatur dan ditetapkan oleh badan usaha.

Menurut dia, sepanjang elpiji 12 kg tidak ditetapkan secara hukum sebagai gas yang disub­sidi, maka pemerintah tidak bisa mensubsidinya dalam bentuk apapun juga, walau dengan per­timbangan untuk kepentingan masyarakat banyak sekalipun.

Sementara itu, kerugian yang diderita Pertamina jika menjual elpiji 12 kg di bawah harga keeko­nomian, tidak bisa ditutupi atau dikompensasi oleh pemerintah dengan pengurangan dividen dari keuntungan Pertamina. "Itu bisa melanggar Undang-Undang BUMN," jelasnya.

Karena itu, jika pemerintah ingin Pertamina menjual elpiji 12 kg dengan harga di bawah keekonomian demi kepentin­gan masyarakat banyak, maka satu-satunya solusinya adalah menetapkannya dalam Peraturan Menteri ESDM. Dalam aturan itu disebutkan elpiji 12 kg disubsidi oleh pemerintah.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menga­takan, penggunaan elpiji 12 kg sudah berkurang 30 persen karena migrasi ke elpiji 3 kg. "Itu setelah kenaikan beruntun ya, pengurangannya segitu. 30 persen yang hilang ini kan rata-rata semua hijrah ke elpij 3 kg. Sehingga kalau terjadi ke­langkaan elpiji 3 kg, itu benar," katanya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya