Berita

ilustrasi,

Bisnis

Bulog Lelet Beli Gabah, Daya Beli Petani Anjlok

Kenaikan HPP Cuma Buat Tutupi Biaya Produksi
MINGGU, 05 APRIL 2015 | 04:30 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dinilai gagal. Pasalnya, daya beli petani malah anjlok saat panen raya.
 
Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mengatakan, pihaknya sangat miris melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut­kan daya beli petani atau nilai tukar petani (NTP) pada Maret turun 0,64 persen dibandingkan Februari 2015.

"Berarti kebijakan pemerin­tah yang kemarin menaikkan HPP (Harga Pokok Pembelian) belum berpengaruh dan tidak memberikan kesejahteraan buat petani," katanya kepada Rakyat Merdeka.


Untuk diketahui, berdasarkan data BPS, NTP Maret secara nasional sebesar 101,53 atau turun 0,64 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. NTP pada subsektor tanaman pangan turun sebesar 1,21 persen, hor­tikultura sebesar 0,60 persen, perkebunan rakyat sebesar 0,15 persen, peternakan dan perika­nan sebesar 0,25 persen.

Hermanto menduga, anjloknya daya beli petani disebabkan lemahnya pemantauan pembe­liaan gabah petani sesuai HPP oleh Bulog. Bahkan, kata dia, dalam beberapa kasus, Bulog malah beli beras petani dari tengkulak.

Seharusnya, dengan musim panen saat ini, pemerintah dan Bulog kerja keras untuk membeli gabah petani dan mengawasi pembeliannya supaya harganya tidak jatuh di bawah HPP. "Ini untuk mengawasi supaya beras petani tidak melalui tengkulak. Kalau income ternyata jelek, berarti yang beli itu pedagang, bukan Bulog," tambahnya.

Dia menambahkan, daya beli petani menurun juga disebabkan tingginya biaya produksi petani. Menurutnya, dengan semakin besar biaya yang ditanggung petani, maka pendapatannya juga harus tinggi. "Karena itu, subsidi benih dan pupuk harus tepat sasaran," jelasnya.

Deputi Bidang Statistik Distri­busi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, turunnya rata-rata daya beli petani dise­babkan naiknya harga kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi. "Sementara harga gabah turun," katanya.

Menurutnya, berdasarkan data yang dihimpun BPS dari 1.154 transaksi penjualan gabah selama Maret, terdapat 11,20 persen kasus harga gabah kering panen di tingkat petani yang harganya berada di bawah HPP. Sedangkan, kasus harga gabah kering giling dan gabah kering panen di tingkat penggilingan berada di bawah HPP mencapai 1,73 persen.

Sasmito memperkirakan, tren penurunan ini akan bertahan hingga bulan ini. "Kalau April masih begitu-begitu saja, April belum cukup menyenangkan un­tuk NTP, tapi kalau sudah Mei-Juli akan membaik," katanya.

Anggota Komisi IV DPR Rofi Munawar mengatakan, anjloknya daya beli petani disebabkan naiknya harga BBM. "Bagi petani kenaikan BBM akan mempengaruhi seluruh rentang produksi dan membe­bani proses pasca panen secara signifikan," ujarnya.

Dengan adanya kenaikan harga BBM, dia bilang, biaya produksi melonjak karena biaya sewa traktor, pompa air, dan usaha penggilingan padi (RMU) melonjak. Kebijakan kenaikan HPP gabah akhirnya akan sia-sia karena tidak memberi untung bagi petani. "HPP hanya untuk menutup biaya produksi," sam­bungnya.

Karena itu, dia berharap, ang­garan subsidi BBM yang sudah dikurangi itu dialihkan untuk memperbaiki sarana dan in­frastruktur pertanian. Apalagi, sektor pertanian berkontribu­si besar dalam pembangunan nasional, seperti penyerapan tenaga kerja dan penyediaan pangan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya