Berita

Nusantara

Pasca Kenaikan Harga BBM, Penumpang Kesal Tarif Angkot Dinaikkan Sepihak

JUMAT, 03 APRIL 2015 | 17:50 WIB | LAPORAN:

Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkot di Kota Tasikmalaya, dinaikkan secara sepihak. Para awak angkot berdalih jika tidak menaikkan tarif, pendapatan mereka berkurang. Sementara itu para pengguna angkot merasa keberatan dengan kenaikan tarif secara sepihak tersebut.

Ya, pasca kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400 per liter, para awak angkot di Kota Tasikmalaya, menaikkan tarif secara sepihak. Kenaikan tarif tersebut hasil kesepakatan para awak angkot tanpa melibatkan Organda dan instansi terkait.

Sebelumnya tarif angkot di Kota Tasikmalaya menerapkan sistem jauh dekat dengan harga Rp 3 ribu. Meski beberapa kali pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM, tarif jauh dekat tidak berubah.


Tapi setelah harga premium yang kini mencapai Rp 7.400 per liternya, awak angkot sepakat tarif jauh dekat menjadi Rp 4.000. Para awak angkot berdalih, jika tarif tidak dinaikkan pendapatan mereka berkurang.

"Kita dengan pengurus sepakat menaikkan tarif. Sebenarnya dengan kenaikan BBM kita tidak nombok setoran. Hanya saja, pendapatan kita berkurang drastis," kata Adeng Baskoro, salah seorang sopir angkot.

Sementara itu dengan kenaikan tarif secara sepihak tersebut, dikeluhkan para penumpang angkot. Kenaikan tarif akibat naiknya harga BBM, tidak disesuaikan dengan kenaikan gaji yang diterimanya.

Para penumpang angkot berharap pemerintah segera menetapkan kembali tarif resmi agar para awak angkot tidak seenaknya memungut ongkos dari penumpang.

"Dengan naiknya BBM mengakibatkan harga semua naik. Ongkos pun jadi naik. Tapi gaji saya tidak naik. Sungguh aneh negeri ini, giliran BBM turun tapi harga tidak turun," kata Aneu Marsidi, salah seorang penumpang yang ditemui wartawan di Terminal Angkot Pancasila. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya