. Masyarakat Untuk Transparansi dan Informasi (MUTI) meminta penegak hukum mengusut dugaan kasus korupsi pembelian alumina spot 2014 oleh PT Inalum (Persero) dari perusahaan Australia Karinya Trading PTY.LT. Diduga kua, spek alumina yang didatangkan tidak sesuai dengan dokumen tender.
Ketua MUTI Alfan Sihombing mengatakan efek perbedaan spek itu diduga akan membuat inefisiensi keuangan PT. Inalum. Sebagaimana spek tender alumina Inalum sendiri ukuran alumina yang di spek tender berukuran 150 mesh atau sekitar ukuran 0,111 millimeter sementara ukuran alumina yang dibeli dari Karinya berukuran 200 mesh atau sekitar ukuran 0,074 millimeter.
"Artinya, Inalum membeli alumina yang lebih halus dari yang disyaratkan di spek tender. Karena alumina yang dibeli ukurannya lebih halus, maka akan lebih banyak terbang terbuang ke udara ketika saat proses pembongkaran alumina dari kapal pengangkut," kata Alfan, Jumat (27/3).
Alfian mengatakan satu persen saja alumina halus yang terbuang ke udara, nilainya cukup besar. Untuk 27.000 metrik ton jika asumsi hilang satu persen maka alumina yang hilang terbuang ke udara sebesar 270 metrik ton . Jika harga alumina satu metrik ton sebesar 330 dolar AS dan jika kita gunakan kurs 1 dolar AS seharga Rp 12.000, maka diduga ada kerugian sebesar Rp 1,06 miliar.
"Itu kalau yang hilang terbuang ke udara satu persen, bayangkan kalau lebih dari satu persen yang terbuang ke udara karena terlalu halusnya alumina yang dibeli inalum tersebut, " ujarnya.
Alfian menilai manajemen bisa saja berkilah tidak terjadi pengurangan mutu, namun pihaknya menduga terjadi pengurangan hasil produksi aluminium ingot yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku alumina tersebut. Dengan alumina kasar (spek tender 150 mesh atau sama dengan ukuran 0,111 millimeter) seharusnya 27.000 metrik ton alumina tersebut jika diolah semuanya maka dapat menghasilkan 14.136 metrik ton aluminium ingot , karena setiap 1,91 kg alumina dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg aluminium ingot.
"Jika alumina yang datang diolah di pabrik Inalum ukurannya terlalu halus yakni 200 mesh atau sama dengan 0,074 millimeter, tinggal kita sendiri aja menilai apakah produk aluminium ingot yang dihasilkan dari alumina halus ini juga akan berjumlah 14.136 metrik ton ? Harga pasaran dunia aluminium ingot saat ini sekitar 2.600 dolar AS per metrik ton.
Di sisi lain, dia heran mengapa Inalum memutuskan membeli alumina tersebut padahal speknya berbeda dengan spek tender. Menurutnya keanehan tersebut bisa jadi pintu masuk aparat hukum untuk menyelidiki hal ini ataupun untuk menyelidiki pembelian alumina sejak inalum resmi jadi BUMN hingga kini.
Pihaknya dengan tegas tidak ingin Inalum yang sudah milik bangsa Indonesia 100 persen ini menjadi tidak bagus. Seharusnya manajemen lebih bagus dan lebih menguntungkan Indonesia.
"Makanya kami juga meminta Meneg BUMN dan Menteri Keuangan RI selaku pemegang saham inalum dapat menyelidiki kasus ini," harap Alfian.
[dem]