Berita

chaerol riezal/dok pribadi

Publika

Sebuah Catatan Kecil Kami Bagi Mereka

KAMIS, 26 MARET 2015 | 15:33 WIB

DARI mereka yang menganggap perang Belanda di Aceh sudah mati, kita tidak mendengar lagi kenangan-kenangan tentang perang ini. Logis memang. Yang lainnya, bagi mereka yang menganggap perang Belanda di Aceh belum sepenuhnya mati, masih sesekali menulis bahwa peringatan tentang perang Belanda di Aceh tampaknya sudah mati; sebuah peristiwa maha dasyat dimasa lalu yang benar-benar sudah mati.

Mereka sama sekali tidak menyesalinya, karena kita tidak bisa belajar apa-apa dan mengambil pesan yang terkandung di dalam perang ini, begitu pendapat mereka. Sementara yang setengahnya lagi, para literatur dan sejarawan (amatir), dengan fakta-fakta kosongnya juga telah membuat perang ini seolah mati, sekalipun mereka sebagai pihak pertama yang menghidupkan perang ini. Dan sementara sisanya, mahasiswa sejarah dengan sombongnya bercerita dan berbicara tentang peristiwa maha besar ini, yang kemudian diwujudkan dituangkan abjad-abjad palsu, lalu di arsipkan di rak kamar kos.

Begitu tanggal peristiwa itu tiba, mereka yang mengatasnamakan mahasiswa sejarah, lebih memilih bungkam dan tubuhnya tak bergerak untuk memperingati tanggal tersebut, sesuatu yang dianggap bisa diselesaikan dengan kata-kata.


Selama ini kita hanya membanggakan perang Belanda di Aceh dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita. Sampai pada akhirnya kita tidak sempat berpikir, bagaimana nasib sejarah Aceh ini. Kapan hari untuk peringatan sejarah perang Belanda di Aceh atau sejarah Aceh lainya? Adakah lagu wajib untuk mengenang peristiwa itu? Sudahkan generasi ini berbangga dengan tokoh sejarahnya? Entahlah!! Yang pasti sampai saat ini kita hanya mengetahui peringatan sejarah luar.

Kita semua tidak pernah mengenal adanya hari peringatan perang Belanda di Aceh, hari perempuan perkasa Aceh ataua hari sejarah Aceh lainnya. Akan tetapi jikalau sekedar menanyakan nama-nama pahlawan Aceh, Insya Allah dengan lancar lidah akan keluar semua nama itu. Tapi jika ditanyakan kapan peringatan hari dan tanggal peristiwa sejarah Aceh, semuanya akan bungkam dan sedikit menggelengkan kepala. Lainnya halnya ketika kita dilontarkan pertanyaan kapan peringatan hari R.A Kartini, dan dengan fasih kita akan menyebutnya.

Apakah Aceh dipaksa untuk mengenal tokoh sejarah dari luar, sedangkan Aceh sendiri memliki ratusan tokoh sejarahnya? Kita tidak tahu. Iya atau tidak, memang begitu realitasnya yang terpampang dihadapan kita sekarang. Realita yang memaksa kita untuk bertanya, mengapa. Patutkah kita berbangga memiliki sejarah Aceh yang besar ini? Patutkah kita membusungkan dada seraya berkata akulah generasi bangsa Aceh darah pahlawan, pejuang dan pemberani?

Anda tahu, sebagian pahlawan Aceh kerapkali disebut sebagai musuh dalam buku-buku sejarah Aceh yang ditulis oleh orientalis Belanda. Sepertinya ada yang salah dengan pandangan kita tentang perang Belanda di Aceh atau sejarah Aceh lainnya. Mungkin karena sejarah tidak menceritakan secara detail, maka ingatan tentang itu masih di bawah tingkat kepopuleran.[***] Tamat


Chaerol Riezal

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Sejarah, angkatan 2011, Darussalam - Banda Aceh ; Pengurus Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah se-Indonesia (IKAHIMSI) Koordinator Wilayah VIII Aceh dan Sumatera Utara

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya