Berita

dr. rizal ramli

Lampu Kuning dan Wake Up Call untuk Jokowi

JUMAT, 13 MARET 2015 | 00:43 WIB | OLEH: DR. RIZAL RAMLI

JOKOWI memang kurang beruntung. Warisan SBY dalam bentuk Quatro Defisit, yakni Defisit Perdagangan, Neraca Berjalan dan Pembayaran, dan Defisit Anggaran, masih akan terus menekan rupiah.

Kurs Rp13.250 per dolar AS masih akan tertekan karena dolar AS yang terus menguat, kewajiban utang yang semakin besar, dan tidak adanya kebijakan jelas dan agresif untuk membuat surplus perdagangan dan neraca berjalan.

Yang ada statement justru "asal njeplak" dari pejabat yang mengatakan, kalau rupiah melemah Rp 100 per dolar AS, negara untung sebesar Rp 2,3 triliun.

Pernyataan ini disampaikan tanpa menyebutkan bahwa beban pembayaran utang akan semakin besar.

Juga ada pernyataan konyol Menko Sofyan Djalil, "kecilnya kiriman TKI membuat rupiah rapuh" atau "ekspor akan meningkat jika rupiah terus melemah" tanpa menjelaskan bahwa sebagian besar ekspor manufaktur Indonesia sangat padat impor (input, parts) sehingga dampak pelemahan rupiah juga kecil. Sementara ekspor komoditas masih terkendala permintaan dunia yg melemah.

Nilai tukar rupiah anjlok adalah sebuah "wake up call” untuk pemerintahan Jokowi.

Tidak bisa hanya terus bicara soal mikro (infrastruktur, proyek dll), tapi juga harus canggih dalam merumuskan kebijakan dan berbicara tentang ekonomi makro.

Jangan "asal njeplak" karena merusak kredibilitas di dalam maupun luar negeri.

Perlu disadari bahwa defisit transaksi berjalan, sebagian besar, dibiayai oleh aliran hot money (speculative inflows). Itulah yang menyebabkan mengapa  BI sangat hati-hati.

Penurunan bunga beberapa waktu lalu oleh BI sebesar 0,25 persen cukup untuk menunjukkan bahwa BI tidak super monetarist. Karena penurunan tingkat bunga sangat besar akan membuat rupiah anjlok mendekati Rp14.000 per dolar AS.

Sayang sekali selama ini, hanya BI yang fokus dalam stabilisasi kurs rupiah. Peranan pemerintah nyaris tidak ada kecuali komentar-komentar asal njeplak dan konyol.

Mengelola makro ekonomi bagaikan pilot dengan banyak knop di panel kontrol. Salah pencet, bikin pesawat  besar RI goyang bahkan bisa nyungsep seperti 1998.

Presiden Jokowi, ini adalah lampu kuning dan "wake up call” yang nyaring.  Rapikan team Anda, siapkan kebijakan makro yang jelas dan hentikan kebiasaan menteri-menteri untuk "asal njeplak". [***]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya