Berita

Hukum

Pengadilan Harap Ahok dan Koalisi Masyarakat Sipil Damai

KAMIS, 12 MARET 2015 | 21:49 WIB | LAPORAN:

RMOL. Persidangan kasus swastanisasi air di Jakarta memasuki babak akhir. Dalam persidangan di pengadilan Jakarta Pusat, Majelis Hakim berharap permasalahan ini tidak berakhir dengan ketokan palu hakim melainkan dengan perdamaian.

Pengacara  Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama, Haratua Purba yang mengatakan itu saat dikontak, Kamis (12/3). Dia bilang, Ketua Majelis Hakim, Iim Nurochim masih memberi waktu dua minggu bagi kedua belah pihak guna menyelesaikan permasalahannya dengan cara damai.

"Setelah beberapa perundingan, antara kedua belah pihak, hasilnya ada kemajuan dengan disepakati jalan khusus melalui pengukuhan perdamaiannya seperti apa, namun saat ini belum semua pihak mau menandatangani tentang perdamaian tersebut," terang dia.


Haratua mengaku pesimis perdamaian ini akan terwujud. Pasalnya hingga menyisakan waktu 13 hari hingga putusan akan diumumkan, belum semua pihak mau menandatangani soal perdamaian.

"Menurut kami masalah ini diputus saja (Putusan Hakim) soalnya menyisakan waktu sedikit masih saja deadlock,” terang Purba.

Apalagi menurutnya dari hasil persidangan, staf ahli Gubernur sudah memberikan  usulan agar masalah ini diputuskan saja tanpa perlu adanya perdamaian. Sebenarnya Ahok, sapaan akrab Gubernur Jakarta ini sudah satu suara dengan para penggugatnya untuk berdamai. Bahkan pada tanggal 26 Februrai lalu mereka pernah mengadakan pertemuan untuk membahas proses perdamaian.

Namun, usulan dari staf ahli Gubernur untuk mencabut gugatan membuat Ahok masih berpikir ulang untuk berdamai.

Adapun pihak penggugat yakni Koalisi Masyarakat Sipil Menolak Privatisasi Air Jakarta, sempat mempertanyakan rentang waktu penundaan sidang selama satu bulan.

Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Arif Maulana  mengatakan hingga saat ini masih ada waktu bagi kliennya untuk berdamai. Namun Maulana juga mengingatkan poin poin perdamaian yang ditawarkan nantinya harus jelas dan disiarkan ke media.

"Tidak ada yang sembunyi sembunyi, kami mau dalam perdamaian ini semua transparan dan jelas," tandasnya. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya