Berita

ilustrasi/net

Proses Eksekusi Mati Jangan Dibesar-besarkan

MINGGU, 01 MARET 2015 | 20:40 WIB | LAPORAN:

Komisi I DPR meminta aparat yang akan melaksanakan eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkoba dan pembunuhan berencana di Lapas Nusakambangan lebih hati-hati dan tidak demonstratif dalam bersikap. Terkait maraknya pemberitaan menjelang pelaksanaan eksekusi.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai, pemberitaan di media massa mengenai hal itu seperti sengaja dipertontonkan kepada publik. Dengan dibuat seperti halnya tontonan hiburan.

"Saya mengharapkan pihak kepolisian dan kejaksaan untuk hati-hati. Saya melihat kok apa yang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan di pemberitaan terutama televisi seperti demonstratif sekali. Ini tidak baik dan punya implikasi luas," jelasnya, Minggu (1/3).


Kepolisian dan Kejaksaan seharusnya memperlakukan eksekusi mati sebagai bentuk penegakan hukum seperti proses penegakan hukum lainnya, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.

"Ini proses penegakan hukum yang memang harus dijalankan. Jangan digembar-gemborkan seolah ini hal yang harus menarik menjadi tontonan publik," beber Mahfudz.

Dia menambahkan pihak kepolisian dan kejaksaan harus pula  bisa memahami dampak dari tontonan ini dalam hubungan Indonesia dengan dunia internasional. Negara-negara yang warganya akan dihukum mati tentunya melihat tidak elok cara-cara seperti ini. Dan Indonesia bagaimanapun harus bisa menjaga hal ini demi hubungan baik dan penegakan hukum.

"Proses penegakan hukum seperti hukuman mati ini bukan proses kampanye yang gembar-gembor. Saya khawatir kalau hal ini dibiarkan maka bukan tidak mungkin nanti proses eksekusi matinya disiarkan juga secara live oleh televisi. Menegakkan hukum harus, tapi tidak dengan cara yang bisa menyakiti pihak lain," tandas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. [why]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya