Berita

isis/net

Dunia

Perancis Cegat Enam Warganya yang Diyakini Bakal Bergabung dengan ISIS

Magnet ISIS Makin Kuat
SELASA, 24 FEBRUARI 2015 | 02:05 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Untuk pertama kali aparat pemerintah Perancis menyita paspor enam warganya yang diduga berencana melakukan perjalanan ke Suriah. Mereka diyakini akan bergabung dengan gerakan pejuang ISIS.

Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, dikutip dari BBC, menegaskan bahwa badan intelijen negaranya yakin orang-orang tersebut ingin bergabung dengan kelompok militan Negara Islam.

Paspor dan kartu identitas mereka disita untuk selama enam bulan dan penyitaan itu dapat diperpanjang. Namun, mereka yang merasa dirugikan oleh kebijakan itu diberi hak untuk mengajukan banding.


Menurut media lokal Perancis, beberapa orang dari antara enam orang itu dilaporkan oleh kerabat mereka sendiri kepada pihak berwenang, sementara yang lainnya diidentifikasi oleh penyelidikan polisi.

Pejabat Perancis yang dikutip kantor berita Reuters memperkirakan bahwa sekitar 400 warga Perancis berada di Suriah, sedangkan 180 diantaranya telah kembali ke Perancis. Selain itu 200 warga Perancis diperkirakan berniat bergabung dengan para "jihadis", dan 200 lainnya sedang berada di suatu tempat di Eropa berusaha untuk sampai ke Suriah.

Pencegatan terhadap enam orang Perancis ini terjadi setelah tiga siswi Inggris meninggalkan London untuk melakukan perjalanan ke Suriah melalui Turki, pada pekan lalu.

Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, mengatakan bahwa negaranya sedang bekerja secara intensif dengan pemerintah Inggris untuk melacak tiga siswi tersebut.

Diduga, ribuan orang asing dari lebih 80 negara telah bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok radikal di Suriah dan Irak. Sebagian dari mereka bepergian melalui Turki.

Para pejabat Inggris memperkirakan 600 warganya telah berjuang di Suriah, dan 300 diantaranya telah kembali.

Turki mengatakan pihaknya membutuhkan informasi yang lebih akurat dari Barat jika ingin mencegat mereka yang ingin bergabung denga ISIS. Ibrahim Kalin mengatakan bahwa negaranya telah mendeportasi 1.400 orang yang diduga mencoba untuk bergabung dengan kelompok ekstremis di Suriah. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya