Berita

Yunus Husein

Hukum

Yunus Ingatkan Jokowi, Komjen Budi Gunawan Punya Rapor Merah

SENIN, 12 JANUARI 2015 | 16:25 WIB | LAPORAN:

. Mantan Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein mengkritik penunjukkan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritik disampaikan Yunus dalam akun twitternya, @YunusHusein yang diposting kemarin (Minggu, 11/1).

Mengawali kicauannya, Yunus bilang, pada dasarnya Presiden memang memiliki hak prerogratif untuk mengangkat Jaksa Agung dan Kapolri. "Tetapo dlm NAWA CITA Pres berjanji mengangkat pejabat yg berintegritas baik," sambung Yunus dalam kicauannya.

Kicauan selanjutnya, Yunus mengatakan "Utk mengetahui integritas calon pjbt publik Pres dg Governance yg baik dpt meminta info dr masy, KPK, PPATK, Dirjen Pajak, Komnas HAM dll," sambung dia dalam kicauan nomor 2.


Di kicauan selanjutnya, Yunus juga mengkritisi langkah Jokowi dalam pemilihan Jaksa Agung, HM Prasetyo. "Pada waktu memilh Jaksa Agung Presiden, sama sekali tidak meminta informasi dr KPK, PPATK, Ditjen Pajak, Komnas HAM dan masyarakat/NGO," kata Yunus di kicauan nomor 3.
    
"Begitu pula pd waktu mengusulkan calon KAPOLRI , Pres sama sekal tidak meminta informasi dr KPK, PPATK, KOMNAS HAM,Ditjen Pajak 7 masy," Yunus melanjutkan di kicauan nomor 4.

Dalam kicauan nomor 5, kritik Yunus semakin pedas. Dia bilang, Komjen Budi Gunawan sebelumnya pernah diusulkan menjadi menteri kabinet kerja. Tapi, oleh KPK dan PPATK nama Kepala Lembaga Pendidikan kepolisian RI dicoret. "Calon KAPOLRI skrg, pernah diusulkan menjadi menteri, tetapi pd wkt pengecekan info di PPATK & KPK, ybs mendapat rapor merah/tdk lulus..," terang Yunus.

"Mengapa Presiden msh mencalonkan ybs sebagai calon KAPOLRI ? Bukankah hal ini akan mengurangi kepercayaan masy pd Presiden/Pem & POLRI." sambung Yunus di kicauan nomor 6.

Yunus mengingatkan, sebuah pemerintahan dan institusi Polri tak dapat menjalankan tugas dengan baik dan efektif tanpa dukungan dan kepercayaan masayarakat luas.

"Seharusnya Presiden mempertimbangkan hal2 tsb, kuat & tdk tunduk pd tekanan politisi & pihak2 yg memiiliki kepentingan pribadi/golongan," demikian Yunus Husein di akhir kicauannya. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya