Berita

Aboe Bakar Al-Habsy/net

Politik

PKS Tidak Yakin Jokowi Turunkan Harga Pokok yang Terlanjur Naik

JUMAT, 02 JANUARI 2015 | 13:05 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Politisi PKS Aboe Bakar Al-Habsy tidak yakin pemerintah akan menurun harga bahan pokok yang terlanjur naik pasca naiknya harga BBM pada 17 November 2014 lalu. Hal ini menyusul BBM kembali diturunkan pada 1 Januari 2015 kemarin.

"Saya tak yakin pemerintah memiliki wacana untuk mendorong turunnya harga kebutuhan pokok yang terlanjur naik," sebuat dia kepada redaksi, Jumat (2/1).

Aboe beralasan, karena di beberapa kesempatan pemerintah lewat Menteri Perdagangan Rahmat Gobe mengatakan, kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi harga kebutuhan pokok.


"Yang artinya, beliau meyakini bahwa harga BBM yang turun tak akan bisa mempengaruhi harga pasar yang ada," ujar dia.

Memang, lanjut anggota Komisi III DPR ini, opsi mendorong pasar untuk menurunkan harga setelah harga BBM turun merupakan kerja yang sangat berat. Oleh karenanya,  pemerintah seharusnya berpikir secara strategis sebelum menaikkan harga BBM.

"Apalagi harga BBM dinaikkan saat harga minyak dunia anjlok. Ini blunder yang luar biasa, harga minyak dunia turun hingga 30 persen, tapi pemerintah malah menaikkan harga BBM hingga 30 persen," imbuh dia.

Setelah harga baru memiliki dampak yang luar terhadap kebutuhan pokok, sambung dia, kini pemerintah tak punya kebijakan untuk menurunkan kembali harga barang di pasar.

"Ini kan seperti nasi yang telah jadi bubur, mau dikata apa lagi. Rakyat pasti akan mencatat kebijakan ini sebagai salah langkah pemerintah. Orang Jawa bilang 'pemerintah polah, rakyat kepradah'," demikian Aboe.

Pada  17 November lalu, BBM jenis peremium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter. Dan BBM jenis solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.

Dan mulai 1 Januari 2015 ini, pemerintah mengumumkan pemberian subsidi BBM hanya pada jenis tertentu, yakni minyak tanah dengan harga Rp 2.500 per liter dan solar dengan harga Rp 7.250 per liter. Adapun RON 88 (premium) meskipun tidak disubsidi, harganya diturunkan dari sebelumnya Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter, dan solar turun menjadi Rp 7.250 per liter. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya