Film The Interview yang diproduksi Columbia Pictures, anak perusahaan Sony Entertainment Pictures, batal dirilis pada 25 Desember kemarin. Film ini sudah menuai kontroversi sejak awal, sejak Seth Rogen dan Evan Goldberg yang memiliki cerita membayangkan pembunuhan pemimpin sebuah negara.
Negara yang mereka pilih adalah Korea Utara yang memang bagi sebagian besar orang dinilai misterius dan bahkan digambarkan sebagai negara yang membahayakan perdamaian dunia.
Ketika Kim Jong Un yang masih muda naik tahta menggantikan ayahnya Kim Jong Il yang meninggal dunia tiga tahun lalu, Rogen dan Goldberg merasa bahwa film mereka akan lebih menyenangkan. Saat pemain basket NBA Dennis Rodman mengunjungi Korea Utara dan memperlihatkan kepiawaiannya di depan Kim Jong Un, Rogen dan Goldberg semakin yakin bahwa film yang bercerita tentang pembunuhan pemimpin Korea Utara sangat realistis.
Untuk penulisan naskah mereka dibantu Dan Sterling.
Singkatnya, film itu berkisah tentang keterlibatan seorang jurnalis yang menjadi pemandu talkshow Skylark Tonight, Dave Skylark, dalam pembunuhan Kim Jong Un.
Saat mengetahui bahwa Kim Jong Un adalah salah seorang penggemar Skylark Tonight, produser talkshow itu, Aaron Rapoport berusaha mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Kim Jong Un di Pyongyang.
Di pedalaman China, Dave dan Aaron bertemu dengan pejabat militer Korea Utara, seorang wanita bernama Sook. Rencana menginterview Kim Jong Un pun disusun.
Di saat bersamaan seorang agen CIA, Lacey, mengusulkan pembunuhan Kim Jong Un di tengah wawancara. Caranya dengan menempelkan racun yang berdaya bunuh tinggi saat keduanya berjabatan dengan Kim Jong Un.
Singkat cerita Dave dan Aaron berhasil masuk Pyongyang dan bertemu dengan Kim Jong Un. Dave berhasil meyakinkan Kim Jong Un bahwa selama ini dirinya memiliki penilaian yang keliru mengenai Kim Jong Un.
Sementara itu, Sook yang tertarik dengan Aaron bersedia balik kanan meruntuhkan kekuasaan Kim Jong Un.
Saat wawancara yang disiarkan ke seluruh dunia berlangsung, Dave mengajukan pertanyaan yang memancing emosi Kim Jong Un, dan berhasil. Kim Jong Un marah besar dan mengejar Dave, Aaron serta Sook yang melarikan diri menggunakan tank. Di saat-saat terakhir, sebelum Kim melepaskan misil nuklir, Dave berhasil menembak jatuh helikopter Kim. Kim tewas, dan peluncuran misil nuklir dibatalkan.
Di akhir cerita, Dave meluncurkan buku mengenai pengalamannya bersama Kim. Sementara Korea Utara mengalami transisi menjadi negara demokratik.
Plot film ini terlalu sederhana. Kekuatannya, atau daya tariknya memang tidak terletak pada plot, melainkan pada kekonyolan yang dibangun sepanjang film.
Kecaman mengalir untuk film ini. Jurnalis senior
CCN Christiane Amanpour, mengatakan, film ini bisa membahayakan jurnalis asing yang berkunjung ke Korea Utara.
Sementara pejabat di RAND Institute menyayangkan film ini karena melahirkan asumsi bahwa demokratisasi di Korea Utara tidak genuine.
[dem]