Dualisme kepengurusan DPP Partai Golkar masih bisa didamaikan asalkan elite kedua kubu partai berlambang pohon beringin itu, membuka ruang islah.
Saya berharap para elite GolÂkar menahan diri agar konflik tiÂdak tambah meruncing,’’ kata KeÂtua Dewan Pertimbangan (WanÂtim) Partai Golkar versi Munas Bali, Akbar Tandjung, kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, Jumat (12/12).
Bekas Ketua Umum Partai Golkar itu optimistis masih bisa mempersatukan kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono, asal kedua kubu itu menginginÂkan keutuhan dan pembangunan partai.
Masih ada ruang islah. SaÂya berharap, itu terjadi dan akan berusaha keras untuk meÂnguÂpayakannya. Kalau semaÂngatÂnya masih sama, kami pasti bertemu,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa landasan islah itu agar menyenangkan kedua kubu?Perdamaian antara Agung dan Ical (Aburizal Bakrie) itu didaÂsarkan pada aturan yang ada dan berlaku. Langkah itu tak akan meÂnemui kendala, jika kedua pihak memikirkan masa depan Golkar.
Kalau semangatnya sama, ingin melakukan perbaikan, ingin membangun partai, pasti bisa mencari penyelesaian.
Bukankah kedua kubu meÂrasa paling benar, ini bagaiÂmana?Saya yakin masih ada ruang isÂlah antara kubu Agung dengan Ical. Untuk medamaikan keduaÂnya, kita harus kembali pada atuÂran yang ada, yakni hukum orgaÂnisasi dan hukum negara. Hukum organisasi terkait dengan AD/ART partai. Hukum negara meÂngacu pada undang-undang tenÂtang partai politik. Itu saja acuannya.
Masalahnya kedua kubu tetap mempertahankan posisiÂnya, bagaimana mendamaiÂkannya?Seperti yang saya katakan tadi, ruang islah masih ada. Kami akan terus berupaya untuk menjaga keutuhan Partai Golkar.
Setelah reformasi, Golkar banyak melahirkan partai baru, apa sengketa kali ini beruÂjung seperti itu ?Insya Allah tidak. Mudah-mudahan tidak ada lagi partai yang lahir dari rahim Golkar.
Mengenai penguasaan kanÂtor DPP Golkar oleh kubu Agung Laksono bagaimana?Ya, nggak masalah. Kami akan mencoba melakukan pendekatan. Mudah-mudahan mereka mau bekerja sama.
Kita sama-sama tahu, kami dulu berkantor di sana. Agung LakÂsono tahu betul bahwa AbuÂrizal, saya berkantor di situ, maÂsak sekarang nggak boleh.
Kalau dia mau berkantor di situ, silakan saja. Tapi, jangan melarang pihak lain berkantor di sana. Itu logikanya.
Artinya, kantor DPP Golkar dibagi dua?Ya, tapi kita lihat saja. Kalau faktanya seperti itu, untuk semenÂtara waktu, nggak masalah.
Untuk menengahi konflik ini, bagaimana peran pemerintah?Pemerintah memiliki kepenÂtingan besar untuk menjaga stabiÂlitas politik. Mereka tak mengiÂnginkan adanya konflik politik, karena dapat menggangu pemÂbangunan nasional. Itu kontruksi berpikirnya.
Makanya kami berharap, peÂmerintah tidak melakukan interÂvensi terhadap internal Partai GolÂkar. Kita mau mencari penyeÂleÂsaian yang baik.
Sejauh ini, bagaimana anda melihat posisi pemerintah?Pemerintah cukup netral, meÂnerima dengan baik rombongan DPP Golkar yang dipimpin Ical. MÂereka mengapresiasi upaya DPP untuk mencari penyelesaian atas masalah ini. ***