Berita

Hukum

KY: MK Tidak Proporsional Mengkritik Pembentukan Pansel

SENIN, 15 DESEMBER 2014 | 18:36 WIB | LAPORAN:

Komisi Yudisial (KY) menyayangkan sikap petinggi Mahkamah Konstitusi (MK) yang tidak proposional menyampaikan keberatan atas penunjukan dua anggota Panitia Seleksi (pansel) calon Hakim MK, Refly Harun dan Todung Mulya Lubis.

Menurut Komisioner KY, Taufiqurrohman Syahuri, MK seharusnya menyuarakan keberatannya melalui Dewan Etik, bukan malah berkirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kekhawatiran institusi MK kepada dua orang tim pansel cakim MK bentukan presiden dapat dipahami, tapi sayang tidak proporsional. Seharusnya yang tepat menyuarakan itu Dewan Etik sebagai pengawal etik hakim MK," ujar Taufiq kepada wartawan, Senin (15/12).


Taufiq mengatakan, sebaiknya tidak langsung menuding individu advokat yang jadi anggota Pansel calon hakim MK adalah tidak independen. Pansel calon hakim MK diyakininya sudah memenuhi syarat-syarat dalam undang-undang.

"Apalagi pansel yang dibentuk Presiden itu sudah memenuhi persyaratan UU MK yakni akuntabel, obyektif melibatkan pihak luar presiden, transparan, dan partisipatif. Berbeda dengan pansel di Mahkamah Agung," ujar Taufiq.

Sebelumnya, MK menyatakan keberatan atas ditetapkannya Refly Harun dan Todung Mulya Lubis sebagai anggota Pansel Hakim Konstitusi oleh Presiden Jokowi. Keberatan MK terhadap Refly Harun dan Todung Mulya Lubis sebagai anggota Pansel Hakim Konstitusi lantaran keduanya adalah advokat yang aktif beracara di MK.

Berdasarkan Keppres 51 tahun 2014, tim Pansel sudah ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk mencari pengganti Hamdan Zoelva. Tim Pansel terdiri dari 7 orang dan didampingi dua menteri (Menseneg dan Menkumham) sebagai pengarah.

Ketujuh orang tersebut adalah Saldi Isra (pakar hukum tata negara), Refly Harun (pakar hukum tata negara), Harjono (mantan hakim MK), Widodo (profesor hukum asal universitas Jember), Satya Renanto (profesor hukum UI), Todung Mulya Lubis (pengamat hukum) dan Maruarar Siahaan (mantan hakim MK). [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya