Berita

ilustrasi/net

Hukum

Jokowi Harus Imbangi Kenaikan BBM dengan Penuntasan Skandal Century Cs

SELASA, 18 NOVEMBER 2014 | 13:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Masyarakat sebaiknya tidak lupa menagih komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kompensasi itu bukan hanya soal bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Namun juga pengungkapan kasus-kasus hukum yang merugikan rakyat, melibatkan para pejabat dan mantan pejabat.

"Kasus mafia migas yang bebannya terasa bagi rakyat saat ini melibatkan SBY dan Hatta Rajasa serta kroninya. Itu harus diberantas dan diadili," tegas Ketum Komite Rakyat Nasional (Kornas), Havid Permana, dalam rilis yang diterima beberapa saat lalu (Selasa, 18/11).

Hal-hal mendesak lainnya yang harus segera dilakukan pemerintahan Jokowi adalah merevisi isi UU Migas (UU 22/2001) yang menyebutkan harga BBM dan gas bumi diserahkan kepada persaingan usaha yang sehat dan wajar.


"Penentuan harga minyak dan gas harus menjadi kedaulatan Nasional.  Selain itu juga harus mencabut Permen Nomor 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak Dan Gas Bumi," ujarnya.

Ditambahkan Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman), A. Iwan Dwi Laksono, rakyat juga menagih kasus kejahatan lainnya seperti penggelapan pajak, lumpur Lapindo yang ganti ruginya menggunakan APBN, skandal besar Bank Century, Hambalang dan E-KTP yang tidak kalah luar biasanya dalam hal merugikan negara dan rakyat.

Menurutnya, tanpa penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hukum yang merugikan rakyat, mustahil pemerintahan ini akan berjalan lebih baik.

"Karena bukan tidak mungkin kebijakan pemerintahan saat ini tak jauh beda dengan pemerintahan sebelumnya yang penuh tipu daya menghamburkan anggaran negara untuk dijadikan bancakan para pejabat negara," ungkapnya.

Dan masih terkait dengan harga BBM yang melonjak, pemerintahan Jokowi-JK juga harus berani mengambil kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan menambah serta meningkatkan fasilitas transportasi masal dengan harga murah terjangkau. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya