Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini tsunami yang diakibatkan gempa 7,3 SR yang terjadi pukul 09:31:44 WIB di utara Laut Maluku yaitu di 158 km Timur Laut Bitung atau 160 km Barat Laut Ternate.
Informasi pengakhiran peringatan dini tsunami dari BMKG tersebut diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada sekitar pukul 12.45 WIB.
Demikian informasi yang diteruskan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, sesaat lalu.
BMKG juga telah menyampaikan bahwa telah terdeteksi tsunami kecil di beberapa tempat yaitu di Jailolo (09:43 WIB) 0.09 meter, di Manado (09:55 WIB) 0.03 meter, dan di Tobelo (10:24WIB) 0.01 meter.
Berdasarkan analisis dari Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI), Irwan Meilano dan Masyhur Irsyam, gempa 7.3 SR terjadi akibat subduksi ganda dari lempeng laut Filipina di timur dan Eurasia di barat pada lempeng Laut Maluku. Subduksi ganda menghasilkan kompresi barat timur dengan laju 4cm/thn. Gempa tadi pagi memiliki mekanisme sesar naik.
Sejarah kegempaan yang pernah terjadi adalah gempa tsunami tahun 1932 dengan kekuatan 8.3 SR. Selain gempa tersebut yaitu gempa 1858, dengan kekuatan 7.4 SR yang juga menghasilkan tsunami. Pada peta gempa terbaru wilayah tersebut memiliki percepatan tinggi.
Tsunami tidak terlihat di pantai. Kondisi masyarakat normal. Dengan berakhirnya peringatan dini tsunami maka masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
[ald]