Berita

jokowi/net

Politik

Pengamat: KIH Ingin Pemerintahan Jokowi Seperti Rezim Orba

KAMIS, 13 NOVEMBER 2014 | 14:17 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Sikap partai pengusung Presiden Jokowi yang berencana ingin menghapus pasal hak menyatakan pendapat (HMP) alias pemakzulan di UU MD3, merupakan gambaran jelas bahwa Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak sepenuhnya percaya kepada pemerintahan Jokowi.

Demikian disampaikan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman dalam keterangannya kepada , Kamis (13/11).

Menurut Jajat, bukan tanpa alasan KIH ingin menghilangkan pasal-pasal yang berpotensi menghasilkan pemakzulan terhadap Jokowi. Pasalnya, sejak dilantik sebagai presiden, banyak janji-janji Jokowi yang diingkari, seperti kabinet ramping, tidak ada bagi-bagi jatah kursi, bahkan kebijakan yang akan diambil seperti rencana menaikan harga BBM yang tidak hanya mendapat penolakan dari masyarakat dan kubu lawan Koalisi IMerah Putih (KMP), namun juga tokoh-tokoh politik dari PDIP yang merupakan partai pengusung Jokowi sendiri, seperti Effendi Simbolon dan Rieke Diah Pitaloka.


Jajat menilai, usulan penghapusan HMP oleh KIH secara tidak langsung menghilangkan fungsi DPR sebagai check and balance bagi pemerintah. Dampak yang akan terjadi adalah pemerintah akan mempunyai kewenangan luas tanpa harus khawatir adanya pengawasan dari DPR.

"Jika demikian berarti KIH ingin mewujudkan pemerintahan Jokowi seperti halnya rezim orde baru," terangnya.

Jajat menambahkan, situasi politik yang belum juga kondusif dan tidak meguntungkan bagi pemerintahan Jokowi-JK saat ini dan ketakutan KIH mengenai pemakzulan Jokowi merupakan hal yang wajar.

"Namun, selama pemerintahan Jokowi tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi kenapa harus takut terhadap pasal pemakzulan, atau jangan-jangan memang ada udang di balik batu di belakang rencana penghapusan pasal-pasal tersebut," tandasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya