Berita

Nusantara

Sidang Raya PGI Angkat Isu Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme dan Bencana Ekologis

RABU, 12 NOVEMBER 2014 | 00:10 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) memulai agenda Sidang Raya XVI, yang diselenggarakan di Gunung Sitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara.

Sidang Raya PGI XVI dibuka langsung oleh Wakil Presiden, HM Jusuf Kalla, pada Selasa pagi (11/11). Pembukaan dihadiri oleh Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, Gubernur Sumut, Anggota DPR RI, Bupati dan Walikota se-Nias. Sidang ini sendiri direncanakan berlangsung sampai Senin mendatang (17/11)

Dalam keterangan pers yang redaksi terima dari Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, dijelaskan bahwa Tema Sidang Raya tahun ini adalah "Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya" (berdasarkan Mazmur 71:20b).


Tema itu terinspirasi dari pengalaman tragis Kepulauan Nias yang pernah dilanda gempa dan tsunami dahsyat. Tema itu juga merupakan pengakuan iman sekaligus ucapan syukur atas penyertaan Tuhan yang tak pernah meninggalkan umat-Nya.

"Seperti dijelaskan dalam khotbah pembukaan oleh Pendeta Tuhoni Telaumbanua (Ephorus Banua Niha Kriso Protestan), 'samudera raya' atau tekhom itu bukan hanya bencana alam, tetapi juga bencana buatan manusia yang kini justru makin berbahaya dan telah memakan jutaan korban," ujar Jeirry.

Karena itu, tema SR XVI PGI mendapat penjelasan dalam subtemanya. PGI melihat ada empat persoalan krusial (tekhom) yang masih akan mewarnai perjalanan bangsa Indonesia, termasuk gereja-gereja. Yakni kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan bencana ekologis.

"Persoalan tersebut harus diatasi secara bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa untuk mengamalkan kembali nilai-nilai Pancasila," terang Jeirry.

Menurut Jeirry, Sidang Raya merupakan forum tertinggi gereja-gereja setiap lima tahun untuk mengambil keputusan strategis mengenai berbagai persoalan dan merancang arah gerak keesaan.

"Jika Sidang Raya XVI PGI di Nias ini tidak mampu mendengar jeritan penderitaan rakyat dan tidak mampu merancang strategi untuk melawan bencana buatan manusia atau tekhom itu, bukan tidak mungkin gereja-gereja akan menjadi tekhom bagi manusia," ujar Jeirry dalam rilisnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya