Berita

jokowi:net

Politik

Jokowi Perlu Moratorium Industri Otomotif Sebelum Naikkan Harga BBM

MINGGU, 09 NOVEMBER 2014 | 01:17 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Presiden Jokowi perlu mengendalikan dan melakukan moratorium terhadap industri otomotif. Sehingga bangsa Indonesia tidak terus menerus tersandera dengan pembekakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) maupun kemacetan parah, terutama di berbagai kota besar.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, pemerintah sering tidak konsisten. Di satu sisi mengeluhkan membengkaknya subsidi BBM tapi di sisi lain membiarkan industri otomotif jor-joran memproduksi kendaraan bermotor hingga membuat kemacetan di mana-mana.

"Dalam kondisi seperti ini, pemerintah selalu mengambil jalan pintas. Untuk menghindari membengkaknya subsidi, harga BBM pun dinaikkan. Padahal jika harga BBM naik, dipastikan angka kriminal akan melonjak. Sebab kesulitan ekonomi masyarakat bawah kian parah dan kejahatan kerap menjadi jalan pintas," ujar Neta dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Minggu, 9/11).


Maka dari itu, IPW berharap Presiden Jokowi tidak terburu-buru menaikkan harga BBM dan menyelesaikan dua hal terlebih dahulu. Pertama, membersihkan mafia migas yang kerap membuat ekonomi biaya tinggi di sektor migas. Kedua, mengendalikan dan melakukan moratorium industri otomotif.

"Sebab kenderaan bermotor menjadi penyedot terbesar stok BBM. Tahun 2013, kendaraan bermotor yang beroperasi di Indonesia mencapai 104,211 juta, naik 11 persen dari tahun 2012 yang cuma 94,299 juta unit," tambahnya.

Jika industri otomotif dimoratorium, lanjut Neta, Jokowi tidak terus menerus disandera kenaikan subsidi BBM. Selain itu, kemacetan lalulintas bisa terkendali dan angka kriminalitas bisa ditekan. Namun konsekuensinya, Jokowi harus membangun infrastruktur angkutan massal atau publik. Saat ini, pertumbuhan jumlah bus jauh di bawah mobil pribadi. Hanya naik 1 persen pertahun. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya transportasi publik di Indonesia.

"Jadi, sebelum menaikan harga BBM, Jokowi harus melihat banyak hal, sehingga kebijakannya tidak menyulitkan wong cilik dan tidak memicu tingginya kriminalitas," tandas Neta. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya