Berita

margarito kamis/net

Politik

Ahli Tata Negara: Mengurus RT Saja Tidak Begini Amburadulnya!

SABTU, 08 NOVEMBER 2014 | 10:08 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diingatkan bahwa persoalan internal mereka harus diselesaikan lebih dulu agar kinerja pemerintahan ini tidak lebih buruk dari kinerja pengurus di level rukun tetangga atau RT.

Seruanl itu berkaca pada simpang siur penjelasan tentang asal dana Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

"Mensesneg Pratikno bilang ini CSR, Jokowi bilang tanya saja ke kementerian keuangan, lalu JK bilang ini dari APBN. Ini mengurus negara kok begini? Mengurus RT saja tidak begini amburadulnya," tegas ahli tata negara, Margarito Kamis, saat diwawancara , Sabtu pagi (8/11).


Dia heran mengapa orang-orang yang lingkungan kerjanya paling dekat dengan presiden malah mengeluarkan pernyataan berbeda dalam kebijakan yang sangat strategis.

Dia juga meminta pemerintah lebih jernih menjelaskan soal anggaran kartu sakti. Kalau benar anggaran ini menggunakan APBN 2014, pemerintah harus menunjukkan nomenklatur APBN tentang KIP, KIS dan KKS.

"Tunjukkan kepada kita nomenklaturnya di APBN. Kalau katakanlah ini mengubah program yang mengubah program lama, tunjukkan kepada kita Keppres perubahan pelaksanaan APBN. Mana barang itu? Tunjukkan kepada kita ada di rencana kerja dan anggaran kementerian mana?" ucap doktor hukum asal Ternate ini.

Dia ingatkan Presiden Jokowi bahwa di dalam pemerintahannya sendiri terjadi komunikasi yang amburadul. Walaupun program tiga kartu itu cukup baik, tetapi cara merealisasikannya harus baik pula.

"Ini barang bagus, orang akan dukung. Tapi ini kita hidup bernegara. Tidak bisa kita malamnya mimpi gagasan bagus, terus paginya kita langsung jalankan itu gagasan," ujar mantan staf khusus Menteri Sekretaris Negara ini.
 
"Saya menganggap ini niat baiknya Beliau (presiden) membantu orang miskin dan susah. Baguslah. Niat baiknya bagus, tapi caranya 1000 persen salah. Harus dibenahi," tambahnya

Margarito pun meminta para anggota Kabinet Kerja memberikan nasihat yang benar kepada Presiden Jokowi. Bukannya melakukan nasihat blunder yang merugikan presiden.

"Tugas pembantu itu memberi pikiran baik kepada bosnya," ucap Margarito. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya