Berita

sudirman said

Bisnis

KENAIKAN HARGA BBM

Ahli: Sudirman Said Tidak Tunduk pada Konstitusi

Juga Melawan Revolusi Mental Presiden
SENIN, 03 NOVEMBER 2014 | 11:45 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pernyataan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, sangat anti konstitusi. Sebab, ia mengatakan bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menyejahterakan rakyat. Sementara, subsidi menyebabkan kemalasan rakyat

Ahli Ekonomi-Politik dari Universitas Muhamaddiyah Purwokerto (UMP) dan Team Assisstensi Kedaulatan Ekonomi Rakyat (TAKER), Yudhie Haryono, mengingatkan kepada Menteri ESDM bahwa seorang pejabat negara disumpah dengan kitab suci untuk menjalankan konstitusi. Dalam konstitusi jelas disebut bahwa tugas negara adalah memajukan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

"Karena itu pengelolaan BBM sebagai bagian dari 'bumi air dan SDA dikuasai dan dimiliki negara dan diperuntukkan bagi kemakmuran rakyat' harus berpijak pada konstitusi kita. Bukan kepada mekanisme pasar," terang Yudhie dalam rilisnya (Senin, 3/11).


Selain itu, Yudhie tegaskan bahwa bernegara adalah berkonstitusi dan tidak tunduk pada pasar, apalagi ideologi selain Pancasila. Karenanya, perekonomian harus berdasar pada demokrasi ekonomi. Bukan atas oligarki dan kartel.

Masih kata dia, menyerahkan harga BBM ke pasar tanpa melihat problem utama semisal kepemilikan (asing), kebocoran (mafia) dan korupsi (kartel) adalah mengkhianati konstitusi.

"Karena itu, mestinya menteri ESDM tahu bagaimana mengatasi problem subtansial lewat mekanisme konstitusional, sebelum menawarkan solusi jangka pendek yang menguntungkan sedikit orang dan merugikan banyak warga negara," ujar Yudhie.

Pernyataan Sudirman yang menyebut "rakyat malas" tentu saja sangat tidak etis. Sebagai pejabat, ia seperti tidak punya etika figur publik. Sebagai figur publik, maka kalimat yang keluar dari mulutnya adalah motivasi dan solusi dari masalah besar rakyat.

"Ini penting dalam rangka mengukuhkan mental revolusioner seperti yang digagas presiden (revolusi mental). Rakyat harus diberi contoh bagaimana menjadi masyarakat Pancasilais yang solutif, bukan diberi label dan gelar melecehkan," tegasnya. [ald] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya