Berita

Publika

Mari Belajar dari Susi Pudjiastuti

KAMIS, 30 OKTOBER 2014 | 10:09 WIB

NAMA Susi Pudjiastuti ramai menjadi pembicaraan setelah Joko Widodo mengumumkan nama menteri yang tergabung dalam kabinet Indonesia hebat sebagai pembantu Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan. Susi merupakan sosok yang dipercaya oleh Jokowi untuk menempati pos Kementerian  Kelautan dan Perikanan. Tentunya Jokowi memiliki pertimbangan sendiri memilih sosok Susi sebagai pembantu Presiden.

Pro dan kontra terhadap kabinet yang diumumkan Jokowi bermunculan, beberapa pengamat menilai nama yang masuk dalam kabinet tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menempati pos kementerian yang ditunjuk. Termasuk diantaranya Susi Pudjatuti yang menuai kritikan dari banyak kalangan, apalagi di social media.

Terlebih lagi saat pengumuman kabinet, Susi Pudjiastuti yang didekati para wartawan terlihat sedang merokok. Sontak saja kabar ini menjadi pembicaraan hangat di dunia maya lewat social media. Banyak sekali yang mencibir, menyudutkan hingga membully menteri baru ini dengan bahasa yang kurang baik. Mulai dari perokok, bertato, hingga pendidikan beliau yang dipermasalahkan.


Pada persoalan etika, sebenarnya merokok bukanlah sesuatu yang bersipat aib direpublik ini. Toh terbukti rokok tidak termasuk barang haram yang dilarang peredarannya. Rokok dapat kita jumpai di mana saja. Pada soal kepantasan dan kelaziman mungkin inilah yang kemudian menjadi masalah, karena selama ini masyarakat kita terbiasa melihat segala sesuatu berangkat dari tolak pandang formalitas semata. Padahal di sisi lain, banyak sekali perilaku tidak baik diperlihatkan di luar tampilan formal tersebut.

Jika melihat sosok Susi Pudjiatuti dari kacamata lain, ternyata beliau adalah sosok sukses  membangun binis dari nol hingga besar. Menyimak jejak rekam masa lalunya dalam mengawal bisnis, menurut informasi dari pemberitaan media, Susi yang merupakan orang biasa ini terlihat sangat gigih dan memiliki mimpi tinggi untuk kehidupannya. Ternyata pendidikan bukan satu-satunya tiket untuk menggapai sukses dalam hidup. Meskipun hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia berhasil membangun bisnis perikanan dan penerbangan dengan omzet ratusan miliar pertahun. Susi Pudjiatuti telah membuktikan itu dengan nyata pada kita semua.

Ulet dan tekun dalam mengembangkan usaha menjadi kunci sukses beliau dalam membangun bisnis. Mengawali bisnis tahun 1983, menjadi pengepul ikan bermodal pas-pasan di Pangandaran, Jawa Barat. Kemudian Tahun 2005 ia mulai merambah bisnis penerbangan yang lebih dikenal dengan subutan Susi Air yang sukses menjangkau pelosok Nusantara.

Bukankah pengalaman ini merupakan sebuah motivasi yang baik bagi anak bangsa untuk membangun dan merawat mimpi, yang sudah dibuktikan oleh Susi lewat kenyataan yang ada. Tinggalkanlah kontroversi gunjing mengunjing yang tidak baik. Lihatlah sesuatu yang positif jauh lebih bermanfaat bagi kita semua. Mungkin doktor dan profesor dalam konteks ini perlu belajar dari Susi bagaimana membangun bisnis yang luar biasa di tengah minimnya pendidikan yang dimiliki. Berilah kesempatan pada Susi Pudjiatuti untuk menunjukkan kinerjanya. Terimakasih

Donk Ghanie
Komplek Pamulang Permai I . B 33 No. 5 Tangerang Selatan

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya