Berita

haris azhar/net

Hukum

Kontras: Polri Kepanjangan Tangan Rezim Jokowi yang Represif

Lebih Represif dari Mega?
RABU, 29 OKTOBER 2014 | 15:04 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kepolisian RI jangan menjadi kepanjangan tangan dari pemerintahan Joko Widodo yang menunjukkan tabiat represif kepada rakyatnya sendiri.

Seruan itu dilontarkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, kepada RMOL, beberapa saat lalu (Rabu, 29/10).

Hal itu ia katakan menanggapi penangkapan oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri terhadap Muhammad Arsyad (MA) alias Imen (24), warga Ciracas, Jakarta Timur, yang dituduh menghina Presiden Joko Widodo melalui facebook saat masa kampanye pilpres lalu.


"Polri harus hati-hati.  Jangan jadi kepanjangan tangan pemerintahan yang represif," tegasnya.

Di matanya, penangkapan terhadap pedagang sate lulusan SMP itu menunjukkan sikap ganda Jokowi kepada hak asasi manusia.

"Kalau saya tidak salah yang dipublikasikan di facebook-nya itu kan meme atau gambar plesetan, semua orang bisa jadi pelaku dan korban. Saya juga pernah jadi korban gambar porno. Anggap saja itu joke (canda). Di masa Pilpres lalu, pelaku gambar plesetan itu banyak sekali," ujar Haris.

Latar belakang Imen yang hidup di keluarga tidak mampu juga ilmu pengetahuan yang terbatas, menurut Haris, bisa jadi faktor yang meringankan kasusnya. Namun, dengan terjadinya penangkapan dan penahanan ini, dia meragukan komitmen Jokowi terhadap hak asasi manusia.

"Ini tanda-tanda nggak bagus di awal pemerintahan Jokowi. Kita mesti ingat, dulu zaman Mega (Ketua Umum PDIP), banyak juga pemenjaraan terhadap jurnalis. Jangan salah ya, ini (Jokowi) bisa jadi lebih represif," ungkapnya.

Dia malah melihat ada lebih banyak ruang kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat di 10 tahun Presiden SBY menjabat. Selama itu, dalam catatannya, tidak ada warga negara yang dipenjara hanya karena menghina presiden lewat media sosial. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya