Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Alutsista Era SBY Masih Tahap Dasar

SABTU, 18 OKTOBER 2014 | 00:15 WIB | LAPORAN:

Kebijakan keamanan dan komitmen revitalisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia saat ini dinilai sudah berjalan signifikan.

Analis alutsista dari Universitas Indonesia Begi R. Sutanto mengatakan, 10 tahun terakhir dari perkembangan perjalanan perusahan yang bergerak di alutsista seperti PT Pindad dan Len Industri cukup menjanjikan.

"Sudah cukup banyak berjalan. Harapan besar untuk melanjutkan mimpi-mimpi seperti yang dilakukan oleh negara besar seperti Amerika harusnya bisa dilakukan oleh pemerintahan selanjutnya," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Satu Dasawarsa Kebijakan Pertahanan dan Komitmen Revitalisasi Alutsista' di Cheese Cake Factory, Cikini, Jumat (17/10).

Begi menjelaskan, saat ini perusahaan pembuat alutsista sudah mulai dilirik negara-negara Eropa seperti Turki.

"Saat ini memang kemampuan industri alutsista memang masih berjalan di tempat. Hal itu diakui tidak berjalannya konsep mau ke mana industri alutsista ini," bebernya.

Menurutnya, selama 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), perkembangan peralatan tempur Indonesia
masih dalam tahap kemajuan dasar semata. Dia memberi skor tujuh untuk SBY dalam menata alutsista Tanah Air.

"Karena selama ini kita sendiri tidak punya catatan dasar terkait kemajuan alutsista," katanya.

Meski begitu, lanjutnya, SBY sebetulnya sudah memiliki konsep bagus terkait perkembangan alutsista. Namun, sayangnya konsep yang sudah dihimpun itu dalam pelaksanaannya tidak berjalan baik.

"Kalau berbicara konsep SBY sudah bagus tapi pelaksanaannya yang tidak ada," demikian Begi. [why]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya