Berita

Anggota DPR yang Dituduh Bermasalah harus Serang Balik Kontras

SELASA, 14 OKTOBER 2014 | 16:02 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Rilis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tentang anggota DPR 2014-2019 yang bermasalah menuai kritik keras. Apalagi, Kontras yang selama ini dikenal  bergerak dalam penanganan orang hilang dan korban kekerasan, tiba-tiba  bicara soal korupsi.

"Siapa yang berada di belakang Kontras? Jangan sampai ini menjadi agenda asing. Kalau memang ada indikasi korupsi dan cukup bukti, kenapa tidak dilaporkan ke aparat hukum, terutama KPK. Bukankah dengan publikasi seperti ini muatan politiknya lebih besar dari muatan penegakan hukumnya?" ungkap Ketua Umum Pemuda Pertahanan Nasional (Papernas) Mora Harahap (Selasa, 14/10).

Menurutnya, data-data yang dilansir Kontras tersebut tidak jelas sumbernya. Makanya, dikhawatirkan manuver LSM tersebut hanya akan menimbulkan kesan tidak baik dari lembaga legislatif. (Baca: 242 Wakil Rakyat Terpilih Bermasalah).

"Kalau itu terjadi, justru masyarakat yang akan dirugikan karena akan menimbulkan sikap saling curiga dan ketidakpercayaan pada lembaga formal yang menjadi pilar utama demokrasi," tegas Mora.

Mereka yang disebut dalam rilis tersebut  diminta untuk melaporkan Kontras atas tuduhan pencemaran nama baik. Kalau dibiarkan, dikhawatirkan akan muncul kesan bahwa apa yang disampaikan adalah benar.

"Harus ada perlawanan dari mereka yang dituduh terlibat korupsi. Kalau perlu, dibentuk kuasa hukum lintas partai dalam persoalan ini, agar LSM seperti kontras tidak seenaknya menuduh orang melakukan tindakan kriminal."

Tak hanya itu, Kepolisian juga harus menelusuri pendanaan Kontras. "Karena di dalam UU ormas diatur ormas harus membuka diri dalam hal keuangan, terutama yang berasal dari luar negeri," tambah mantan Ketua DPP IMM ini. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

UPDATE

PDIP: Prabowo Presiden Kita Semua

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:59

AdMedika Hadirkan Solusi Digital Kesehatan Terintegrasi

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:45

Hasto Tancap Gas Pimpin Safari Politik di Jatim

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:33

Korps Baret Ungu Gelar Event Bergengsi Binsat 2024

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:19

Sultan Tidore Ajak Anak Muda Aktif dalam Pembangunan

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:59

Perluas Layanan Data Center, Telkom Resmikan neuCentrIX Cirebon

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:49

Pindad Sambut Baik Arahan Prabowo soal Mobil Dinas Pemerintahan

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:33

KPK Dalami Peran 2 Vice President ASDP terkait Akuisisi Berujung Korupsi Rp1,2 Triliun

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:32

Transisi Kepemimpinan Tonggak Penting Menuju Indonesia Emas 2045

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:17

Terseret Saham BUMN, IHSG Rebah di 7.634,63

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:14

Selengkapnya