Kekalahan yang kembali dialami Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dini hari tadi dalam pemilihan pimpinan MPR karena tidak solid serta kegagalan dalam melakukan lobi-lobi politik.
Walau berhasil menarik PPP keluardari Koalisi Merah Putih (KMP), tapi ternyata tidak berdampak signifikan.
Pengamat politik, Jajat Nurjaman, menilai mekanisme voting tertutup memberikan kebebasan bagi setiap anggota untuk memilih berdasarkan hati dan memilih paket terbaik. Hal ini jelas terlihat dari KIH yang sejak awal sudah percaya diri (pede) akan menang namun nyatanya kembali kalah untuk yang ke-5 kali dari KMP.
“Kekalahan KIH dalam mengajukan paket pimpinan MPR tadi malam bisa jadi disebabkan karena mayoritas anggota DPD tahu persis bagaimana dan siapa Oesman Sapta meski berasal dari DPD sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin kedepannya ada anggota DPD dari fraksi pendukung KIH akan bergabung dengan KMP,†tegas Jajat Nurjaman dalam siaran persnya (Rabu, 8/10).
Menurutnya, kekalahan beruntun KIH merupakan sinyal kuat bagi pemerintahan Jokowi-JK mendatang untuk bekerja serius serta tidak melalukan tindakan yang dapat mengancam posisinya sebagai Presiden.
"Tentu kita masih ingat beberapa waktu lalu bagaimana kekuatan parlemen sebenarnya bisa menjatuhkan pemerintahan Gus Dur,†tutup Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) ini.
[zul]