Indonesia baru bisa menjadi negara besar jika terpenuhi tiga syarat. Yaitu, para pemimpinnya bersatu, pemuka agamanya mencerahkan, dan rakyatnya juga bersatu.
â€Ini yang akan membuat bangsa ini menjadi besar,†jelas Ketua Umum Gerakan Cinta Tanah Air Persatuan Nasionalis Indonesia (GETAR PNI), Syamsuddin Anggir Monde dalam keterangan persnya (Senin, 7/10).
Dia menungkapkan demikian menanggapi Sidang Paripurna DPR dengan agenda pemilihan Ketua DPR Kamis dini hari kemarin yang sempat ricuh. “Terlepas dari dikotomi dan caki maki, mari kita bersatu dan melakukan rekonsiliasi sehingga cita cita besar yang menjadi tujuan bersama mensejahterakan rakyat bisa terlaksana," ujarnya
Syamsudin juga menyinggung banyak pemimpin Indonesia yang mengabaikan pesan Proklamator Indonesia, Bung Karno jangan melupakan sejarah atau “Jas merahâ€. Dengan mempelajari sejarah, katanya, para pemimpin bisa mengambil hikmahnya.
“Jas merah dari Bung Karno harus dihayati. Sejarah memberikan pelajaran penting bagaimana membesarkan Indonesia,†katanya.
Belajar dari sejarah juga, seharusnya para pemimpin Indonesia segera mencabut Tap MPRS 33/67 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno. Ini karena Tap MPRS 33/67 yang berisi keterlibatan presiden pertama Indonesia, Soekarno dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak juga kunjung di cabut. Tap MPR tersebut menyebut Soekarno sebagai pengkhianat, padahal Soekarno adalah orang yang memerdekakan Indonesia.
Syamsudin mengaku sudah berkali-kali melayangkan surat supaya Tap MPR tersebut dicabut, sayangnya hingga saat ini tidak juga terealisasi.
[zul]