Berita

Tiga Syarat Indonesia Bisa Menjadi Negara Besar

SENIN, 06 OKTOBER 2014 | 22:29 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Indonesia baru bisa menjadi negara besar jika terpenuhi tiga syarat. Yaitu, para pemimpinnya bersatu, pemuka agamanya mencerahkan, dan rakyatnya juga bersatu.

”Ini yang akan membuat bangsa ini menjadi besar,” jelas Ketua Umum Gerakan Cinta Tanah Air Persatuan Nasionalis Indonesia (GETAR PNI), Syamsuddin Anggir Monde dalam keterangan persnya (Senin, 7/10).

Dia menungkapkan demikian menanggapi Sidang Paripurna DPR dengan agenda pemilihan Ketua DPR Kamis dini hari kemarin yang sempat ricuh. “Terlepas dari dikotomi dan caki maki, mari kita bersatu dan melakukan rekonsiliasi sehingga cita cita besar yang menjadi tujuan bersama mensejahterakan rakyat bisa terlaksana," ujarnya

Syamsudin juga menyinggung banyak pemimpin Indonesia yang mengabaikan pesan Proklamator Indonesia, Bung Karno jangan melupakan sejarah atau “Jas merah”. Dengan mempelajari sejarah, katanya, para pemimpin bisa mengambil hikmahnya.

“Jas merah dari Bung Karno harus dihayati. Sejarah memberikan pelajaran penting bagaimana membesarkan Indonesia,” katanya.

Belajar dari sejarah juga, seharusnya para pemimpin Indonesia segera mencabut Tap MPRS 33/67 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno. Ini karena Tap MPRS 33/67 yang berisi keterlibatan presiden pertama Indonesia, Soekarno dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak juga kunjung di cabut. Tap MPR tersebut menyebut Soekarno sebagai pengkhianat, padahal Soekarno adalah orang yang memerdekakan Indonesia.

Syamsudin mengaku sudah berkali-kali melayangkan surat supaya Tap MPR tersebut dicabut, sayangnya hingga saat ini tidak juga terealisasi. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

UPDATE

Gali Potensi, Pemuda Diharapkan Raih Peluang Dunia Digital

Kamis, 31 Oktober 2024 | 14:02

Pelaku Mutilasi di Jakut Ditangkap di Rumahnya

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:55

Mendagri Tugasi Ribka Haluk Urus Papua dan Bima Arya Dukcapil

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:51

Pendapatan Terus Merosot, Dropbox akan PHK 20 Persen Tenaga Kerja

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:42

Senator Jabar Ajak Stakholder Aktif Wujudkan Pilkada Berkualitas

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:38

Maarten Paes Sabet Penghargaan Save of The Year di MLS

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:27

Apindo Keberatan UMP 2025 Naik 10 Persen, Pengusaha Usulkan Formula Ini

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:24

Ini Detik-detik Mobil tvOne Diseruduk Truk di Tol Pemalang

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:20

DKPP Minta Penyelenggara Pemilu Satu Frekuensi Menjaga Integritas

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:05

Xiaomi Luncurkan HyperOS 2, Sistem Operasi yang Dibanjiri Ai

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:00

Selengkapnya