Berita

jenderal moeldoko/net

Pertahanan

Panglima: Sistem Pertahanan Semesta Salah Satu Strategi Perang TNI

SENIN, 06 OKTOBER 2014 | 13:45 WIB | LAPORAN:

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, menyatakan, setiap bangsa yang ingin tetap berlangsung hidup, selain harus selalu siap berperang juga harus tanggap dengan perkembangan berbagai jenis senjata.

"Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, damai dan perang merupakan bagian dari kehidupan kita," ujar Panglima dalam kegiatan penyematan baret dan brevet TNI kepada 28 gubernur, di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/10).

Tantangan ini mendorong TNI untuk melakukan penanganan masalah pertahanan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan integratif. Konsep sistem pertahanan negara yang bersifat semesta (Sishanta) merupakan salah satu strategi perang yang dimiliki TNI, dengan mendayagunakan serta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah.

"Sehubungan dengan itu, saya berharap brevet kehormatan dan baret hitam yang dikenakan oleh para gubernur pemerintah daerah menjadi pengikat kesatuan usaha TNI bersama pemerintah daerah dalam membangun dan dalam menghadapi berbagai ancaman, baik pada aspek keamanan guna menghadapi ancaman kemiskinan dan kebodohan yang dapat menurunkan nilai kesejahteraan rakyat," kata Panglima.

Upacara penyematan brevet kehormatan dan baret hitam kepada 28 gubernur seluruh Indonesia diakhiri dengan foto bersama.

Lima gubernur yang tidak hadir di penyematan baret dan brevet TNI yakni Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama; Gubernur Riau, Annas Maamun; Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak; Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam dan Gubernur Papua Barat, Brigjen (Purn) Abraham O. Atururi.

Sementara Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, diinformasikan sempat hadir namun harus segera meninggalkan lokasi acara untuk mendampingi Presiden SBY yang berada di Surabaya untuk menghadiri upacara besok. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya