Operasi pemadaman titik api di Sumatera dan Kalimantan telah mengurangi jumlah hotspot dibandingkan dengan sebelumnya.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat (19/9).
Sutopo melanjutkan, berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 tadi malam (Kamis, 18/9) pukul 19.00 WIB, sebaran hotspot terdapat di Sulawesi Tenggara 43, Sulawesi Tengah 19, Kalimantan Timur 17, Kalimantan Tengah 15, Sulawesi Selatan 11, Sumatera Selatan 8, Sulawesi Utara 7, Kalimantan Barat 7, Gorontalo 6, Kalimantan Tengara 5, Sumatera Utara (tiga), Jambi 2, Lampung 2, Kalimantan Selatan 2, dan Riau 1. Sedangkan pantauan dengan satelit Modis yang memiliki resolusi lebih detil pada hari ini pukul 11.45 Wib, hotspot tersebar di Kalbar 30, Kalsel 35, Kalteng 194, dan Kaltim 170.
"Hotspot di Sumatera tidak ada data karena tidak terlintasi oleh satelit Modis," jelasnya.
Sebaran asap juga berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir. Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan maka BNPB dan BPPT melakukan hujan buatan (modifikasi cuaca) dengan satu pesawat Hercules TNI AU di Kalimantan Tengah sejak kemarin. Ancaman bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti. Karena itulah, BNPB akan menambah armada pemboman air yaitu satu unit helikopter Kamov, dua unit Sikorsky, satu unit MI-18, dan pesawat bomber.
"Saat ini sembilan helicopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Bahkan di Riau operasi hujan buatan dan pemboman air dilakukan sejak April hingga saat ini," terangnya.
[wid]