Kota Purwokerto, Jawa Tengah diselimuti pasir dan debu vulkanik setelah Gunung Slamet menyemburkan material dalam rangkaian erupsi yang terjadi sejak Rabu siang hingga Kamis dinihari (18/9).
Dalam pantauan Rakyat Merdeka Online, hingga siang ini material vulkanik terlihat masih menempel tebal di atap bangunan. Warga mulai membersihkan debu dan pasir yang jatuh di halaman masing-masing. Ada pula yang menyiramkan air kran untuk menghalau material vulkanik.
"Kalau tidak dibersihkan debunya membuat mata sakit," ujar Dodit Widodo, warga Karangpucung Kidul.
Dodit mengatakan, hujan pasir dan abu yang turun di Purwokerto lebih tebal dibanding hujan abu yang terjadi beberapa pekan sebelumnya. Hujan material vulkanik terjadi dua kali, yakni pada Rabu pukul 10.30 dan Rabu malam sekira pukul 8.
"Hujan abu pertama lebih tebal dibanding hujan abu yang malam. Suaranya terdengar berisik di atap. Soalnya ada pula kerikil kecil yang turut terbawa," jelasnya.
Anggota Badan Search and Rescue (SAR) Banyumas, Yulianto mengatakan antisipasi jatuhnya material vulkanik telah dilakukan oleh Pemkab Banyumas, Basarnas, dan beberapa lembaga terkait lain. Antara lain dengan membagikan masker untuk menghindari gangguan pernafasan akut akibat debu vulkanik.
"Kami mengimbau agar masyarakat memakai masker saat keluar rumah," kata Yulianto.
[wid]
