Berita

gunung slamet/net

Mungkinkah Letusan Slamet Akan Membelah Pulau Jawa?

MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014 | 19:04 WIB | LAPORAN:

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi ke dua di pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung Slamet mempunyai medan pendakian yang cukup berat. Untuk menuju puncak pendaki dapat melewati beberapa jalur diantaranya Jalur Bambangan, Jalur Guci, Jalur Dukuhliwung dan Jalur Baturaden

Gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu termasuk dalam gunung berapi yang masih aktif. Di puncaknya terdapat kawah yang sangat luas. Kawah itu bernama Segara Wedi (Lautan Pasir). Gunung Slamet sering di cap sebagai salah satu gunung paling angker oleh para pendaki dan juga para pelaku spiritual. Banyak mitos-mitos mengerikan yang berhubungan dengan Gunung Slamet.

Saat ini, Gunung Slamet tengah menunjukkan aktifitas dengan letusan-letusan yang cukup keras hingga terdengar mencapai Kecamatan Adipala, Cilacap yang jaraknya sekitar 28 kilometer dari Gunung Slamet.


Menurut salah satu pengamat spiritual, Zaenal Ken Arok, letusan Gunung Slamet adalah sebagai pertanda keselamatan dan kekuatan bangsa ini mulai perlahan-lahan menipis, dan itu dimaksudkan agar kita lebih mengingat lagi kepada Yang Maha Kuasa.

"Kalau dikaitkan dengan situasi politik maka akan ada sedikit gejolak, di mana yang pinter pada keblinger dan yang bodoh semakin dibodohi lagi," ujar Ken Arok beberapa saat yang lalu, (Minggu, 14/9).

Dalam pandangan mata batin Ken Arok, dalam pemerintahan mendatang akan semakin banyak perselisihan, sehingga hal itu yang dapat membuat bangsa ini semakin mundur, bukannya semakin maju.

"Gunung Slamet memang tidak akan meletus hebat, hanya batuk-batuk saja, namun hendaknya hal ini sebagai pertanda agar manusia ingat kembali kepada Yang Maha Kuasa," imbuh Ken Arok.

Dengan kejadian meletusnya Gunung Slamet, menurut Pengamat Spiritual berambut panjang dan beralis hampir menyatu ini, kita hendaknya harus lebih hati-hati, waspada, eling, dan menjaga semuanya, karena kalimat Slamet sendiri mengandung doa dan harapan agar selamat dan menyelamatkan.

Terlepas dari pengamatan mata batin Zaenal Ken Arok, sejak dahulu ada semacam anggapan di masyarakat, jika Gunung Slamet tersebut dahulunya sering meletus atau lainnya maka mungkin sejak dahulu gunung tersebut tidak akan dinamakan Gunung Slamet hingga sekarang.

Namun tidak terbayangkan akibat yang ditimbulkan jika memang akhirnya Gunung Slamet benar-benar meletus, apalagi dengan letusan yang sangat besar, maka semua wilayah yang masuk dalam jangkuan semburan debu atau awan panas, dapat melumpuhkan Pulau Jawa, dimana jalur Pantura akan tersendat, jalur Selatan tidak dapat digunakan dan jalur tengah akan lumpuh total. Mungkin ini yang dimaksudkan oleh mitos yang mengatakan bahwa Pulau Jawa akan terbelah dua. Wallahu a'lam. [ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

ERP Mangkrak, Evaluasi Kadishub Syafrin Liputo!

Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:07

Timnas Tersingkir Tragis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:31

Dirut BSI Raih Sharia Banking Transformation Leader of the Year

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:14

Tak Benar Taman Nasional Way Kambas Dijual

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:04

Buka Posko Krisis Terpadu Mobil MBG Seruduk Siswa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:01

Evakuasi Warga Pakai Helikopter

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:14

Saatnya Prabowo Reshuffle Besar-besaran Pasca Bencana Sumatera

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:04

Way Kambas Pilot Project Penjualan Karbon di Kawasan Taman Nasional

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:53

Mirza Agus Jenderal Doktrin dan Lapangan Lulusan Kopassus Kini Jaga Timur

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:33

Ketika Perpol Menantang Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya