Puluhan hektar tanaman padi di Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabuaten Banyumas, Jawa Tengah terpaksa dipusokan lantaran mengalami kekeringan. Tidak itu saja, warga juga sudah mulai kesulitan air bersih.
Ketua Kelompok Tani Mulya Tani, Fahrurrozi mengatakan area sawah yang terancam puso meliputi wilayah Karangreja, Purbakerta, Rejasari, Karanganyar dan Sebagian Wanasri. Tanaman padi berumur antara 30 hingga 60 hari.
Sawah mengalami kekeringan lantaran sumber mata air mengecil pada musim kemarau.
"Sekarang mata air yang berada di hulu area persawahan sudah tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan air untuk lahan yang ada. Beda dengan beberapa tahun lalu," katanya, Kamis (11/9).
Kesulitan air juga terjadi pada masa tanam sebelumnya. Namun tidak sampai menggagalkan panen. Kendati demikian diakui Fahrur hasil panen tahun ini berkurang jauh dibanding tahun sebelumnya.
"Soalnya tanaman padi banyak yang mengalami kekurangan air pada masa kritis, yakni saat berumur 20 hingga 60 hari. Akibatnya hasil panennya tidak optimal," jelasnya.
Selain kekeringan, sebagian warga di Desa Cingebul juga mengalami krisis air bersih. Pasalnya sumur mereka mengering.
“Debit airnya tidak cukup untuk kebutuhan MCK sehari-hari,†ujar Ketua RW 01 Desa Cingebul, Muhtasun.
Krisis air bersih terutama terjadi di permukiman yang berada di dataran tinggi. Warga terpaksa mengangkut air dari sumur yang berada di wilayah bawah. Ada juga sebagian warga yang terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan MCK.
[wid]