Pimpinan KPK berharap agar Busyro Muqoddas tetap bersama-sama mereka memimpin lembaga anti korupsi itu.
“Kami telah mengirim surat kepada Presiden dan Menkumham agar Pak Busyro tetap menjadi pimpinan KPK. Tinggal diteruskan saja. Tidak perlu ada pansel,’’ kata Wakil Ketua KPK Zulkarnaen kepada Rakyat Merdeka, yang dihubungi via telepon, Senin (1/9).
Mengingat pansel pimpinan KPK tetap berjalan, lanjutnya, pihaknya mendorong Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas untuk mendaftarkan diri ke pansel.
Seperti diketahui, masa jabatan Busyro Muqqodas berakhir Desember 2014. Kemudian Presiden membentuk pansel untuk mencari pengganti Busyro.
Setelah mempertimbangkan selama tiga hari, Busyro akhirnya mendaftar sebagai calon pimpinan KPK ke pansel. Sebab, banyak dorongan dan dukungan dari sejumlah kalangan, termasuk internal KPK.
Zulkarnaen selanjutnya mengatakan, pansel itu seharusnya tidak perlu demi menghemat biaya. Diteruskan saja jabatan Busyro sampai selesai masa kerja empat pimpinan KPK lainnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa ini harapan semua pimpinan KPK?Ya. Sikap kami sudah jelas yang dituangkan dalam surat kepada Presiden dan Menkumham agar Pak Busyro tetap meneruskan jabatan itu demi penghematan biaya.
Bukankah memang mekanismenya begitu?Begini, biaya memilih satu orang atau memilih lima orang pimpinan KPK hampir sama. Panselnya juga sama. Calon yang akan diminta juga sama karena tidak dibatasi. Lagi pula jabatan kami (empat pimpinan KPK lainnya) tinggal 9 bulan lagi. Di situ nanti dibentuk lagi pansel.
Berarti untuk pemilihan pimpinan KPK ke depan hanya sekali bentuk pansel. Tidak perlu dua kali seperti sebelumnya.
Selain menghemat anggaran, apa saja alasannya? Pimpinan KPK periode ketiga ini sudah memiliki road map jangka panjang. Sudah ada visi-misi dan rencana strategi (renstra) KPK.
Kami juga sudah membuat program kerja sampai 2015. Lantas andai kata masuk orang baru menjadi pimpinan KPK, kan tidak mungkin visi-misi dia paksakan masuk. Nanti bisa kurang sejalan.
Lagipula biasanya secara internal pimpinan KPK yang baru itu mendapat semacam pembekalan dari pimpinan KPK sebelumnya.
Bukannya bisa langsung jalan?Ya, kalau untuk staf-staf. Mereka itu sudah tahu apa yang akan dikerjakan. Tinggal penekanannya saja dalam melaksanakan program kerja itu.
Beda kalau ada pimpinan baru, tentu sebagai orang baru lantas dia akan melakukan penyesuaian diri dengan teman-teman pimpinan lainnya, untuk menyamakan ritme kerja. Ini kan butuh waktu juga.
Bagaimana kalau empat pimpinan KPK saja yang meneruskannya sampai 9 bulan ini?Kalau memang begitu pilihannya, kami tetap siap. Tidak ada masalah. Kami siap menjalankan tugas yang sudah diprogramkan.
Tapi lebih bagus sih Pak Busyro diteruskan, sehingga kami tetap berlima sampai selesai masa periode ini.
Ketika semua pimpinan KPK habis masa jabatannya, di situ nanti dibentuk pansel lagi untuk mencari lima pimpinan KPK berikutnya. Hal itu dilakukan agar kepemimpinan di KPK berjalan dengan efektif dan efisien dalam penggunaan biaya negara maupun personel KPK.
Pendapat Busyro bagaimana?Ini pernah kami diskusikan dan beliau memahami usulan kami itu.
Seandainya bukan Busyro yang terpilih, ini bagaimana?Kalau ada terpilih tentu akan kami terima. Mana mungkin kami tolak. Cuma karena ini tanggung jawab moral, maka kami ingatkan agar sebaiknya tidak perlu boros anggaran. Apalagi keuangan negara kelihatannya sedang kesulitan. ***