Berita

M Nuh

Wawancara

WAWANCARA

M Nuh: Kami Siap Adu Argumentasi Dengan Pihak Yang Tak Setuju Kurikulum 2013

SENIN, 01 SEPTEMBER 2014 | 09:55 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menilai wajar bila penerapan kurikulum 2013 masih menemui berbagai kendala. Sebab, banyak guru belum siap 100 persen.

“Mereka masih membu­tuh­kan waktu untuk adaptasi. Saya perkirakan, guru dan murid akan terbiasa dengan kurikulum 2013 ketika sudah satu siklus. Untuk SD bisa memakan waktu lima tahun, dan SMP sekitar ti­ga ta­hun,’’ kata  M Nuh kepada Rak­­yat Merdeka, yang dihu­bu­ngi via telepon, Kamis (28/8) malam.

Seperti diketahui, berdasarkan temuan ICW di lapangan,  belum me­lihat tersedianya buku pelaja­ran bagi pelajar SD dan SMP, khu­susnya di Jakarta dalam pene­rapan kurikulum 2013.


Menurut Divisi Monitoring Pe­la­yanan Publik ICW Siti Julian­ta­ri, indikator keberhasilan kuri­kulum dapat dilihat dari ke­ter­sedian buku pelajaran di setiap sekolah dan pelatihan gu­ru yang memadai, sehingga guru mema­hami konsep kuri­kulum dengan baik.

M Nuh selanjutnya mengata­kan, menyusun buku yang jum­lahnya mencapai ratusan dan me­latih jutaan guru memang mem­butuhkan waktu.

“Orang-orang tidak melihat dan merasakan prosesnya yang sulit dan memakan waktu,’’ ujar Nuh.

Berikut kutipan selengkapnya;


Kurikulum 2013 digodok se­la­ma tiga tahun, kenapa masih ada kendalanya?
Nanti kalau waktunya pendek dikira tidak terlalu dipikirkan de­ngan matang.

Kalau terlalu lama dianggap kelamaan. Prosesnya memang tidak mudah. Kita harus melakukan review.

Menyusun buku jumlahnya yang mencapai ratusan dan mela­tih jutaan guru itu membutuhkan waktu. Kalau hanya melatih 10 ribu sampai 20 ribu, itu enteng saja buat kami.

Manfaat kurikulum 2013 diragukan, ini bagaimana?

Silakan saja jika ada pihak-pi­hak yang meragukan manfaat ku­rikulum 2013. Siapa pun boleh menilai seperti itu. Sekarang mari kita diskusikan bersama-sama.

Ki­ta cari di mana letak salahnya. Apa yang perlu diperbaiki, lalu di­ca­rikan solusinya bersama-sama.

Bagaimana sikap Kemendik­bud terhadap pihak yang tak setuju?
Kami siap adu argumentasi de­ngan pihak yang tak setuju de­ngan kurikulum 2013. Kami un­dang untuk beradu argumentasi.

Ini bukan persoalan seseorang saja, tapi menyangkut masa depan bangsa. Kami bukan pihak yang anti kritik. Semua kritik kami dengar dengan baik.
 
Setelah tiga minggu berjalan, guru tidak siap mengajarkan kurikulum itu, ini bagaimana?
Melihat persoalan guru jangan hanya dari satu sisi. Tapi harus dilihat secara keseluruhan. Saat ini, guru yang dilatih mencapai 1,3 juta orang. Kami sudah mem­punyai nilainya semua. Tidak semua mempunyai nilai 80-90. Ada juga yang nilainya yang 50. Itu faktanya. Bukan berarti harus mendapatkan nilai yang sama. Nilai yang bagus terus jalan, yang belum bagus didampingi.

Bagaimana solusinya?
Kami membuka klinik konsul­tasi pengajaran. Guru yang kesu­litan menerapkan sistem online diberi bekal agar mengerti dan be­radaptasi dengan sistem terse­but. Semua guru yang dilatih su­dah punya buku pada saat pelatihan.

Fasilitas penunjang sepeti buku, bagaimana?

Proses pencetakan buku saat ini sudah mencapai 82 persen, dan proses pengiriman ke seko­lah-sekolah sudah sekitar 70-71 persen. Saya yakin akhir Agustus ini sekolah-sekolah di seluruh daerah sudah menerima versi cetak dari buku-buku tersebut.

Anda yakin kurikulum 2013 lebih berkualitas?
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dari yang sebelumnya. Antara lain diperbaiki adalah jumlah guru yang dilatih. Tahun 2006 lalu jumlah guru yang dilatih tidak sampai jutaan.

Kami akui kurikulum itu belum semuanya sempurna dan siap diterapkan. Pasti masih ada sisi kekuragannya. Nah yang kurang itu akan terus diperbaiki.

Apa kurikulum 2013 diang­gap sebagai ‘warisan’ di era Anda?

Saya tidak pernah berpikiran seperti itu. Tidak ada warisan dan se­macamnya. Untuk apa saya mengambil tindakan seperti itu. Ka­lau saya mau, sudah saya la­ku­kan dari dulu. Tapi nyatanya ti­dak. Ini tugas saya sebagai Men­teri Pen­didikan.

Saya ingin mem­bena­hi hal-hal yang kurang dalam sek­tor pendidikan di Indonesia. Sa­ya ingin memberikan segala ma­cam kemampuan saya yang terbaik untuk bangsa dan negara. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya