Direktur Utama PT. Dutasari Citralaras, Machfud Suroso membantah pernah mengajari Anas Urbaningrum mengatakan siap gantung diri di Monas bila memakan uang proyek pembangunan Sport Center Hambalang.
Bantahan itu diutarakan Machfud saat bersaksi dalam sidang lanjutan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (29/8).
"Itu sangat lucu sekali. Masa seorang Anas Urbaningrum sebagai Ketum Demokrat mendengarkan suara saya sebagai kuli bangunan," terang Machfud sembari tertawa kecil.
"Itu sangat lucu sekali. Masa seorang Anas Urbaningrum sebagai Ketum Demokrat mendengarkan suara saya sebagai kuli bangunan," terang Machfud sembari tertawa kecil.
Pernyataan ini disampaikan Machfud setelah dikonfirmasi oleh Ketua Majelis Hakim, Haswandi. Konfirmasi dari Haswandi berangkat dari keterangan sopir Machfud, Yanto Sutrisno. Walau begitu, analisa Machfud, mungkin Anas mengatakan hal itu karena emosinya terganggu. Apalagi, dalam kenyataannya dia merasa sama sekali tak terlibat dalam perkara Hambalang.
"Akhirnya dia mengucap seperti itu. Itu adalah ungkapan emosional. Itu analisa saya yang mulia," terang dia.
Haswandi kemudian bertanya lagi ke Machfud. Apakah mungkin karena itu analisa Machfud makanya akhirnya dia mengajari Anas. Machfud dengan tegas membantahnya.
"Artinya begini yang mulia. Saya menganalisa itu setelah beliau mengucap," terang dia.
Machfud kemudian mengatakan bahwa dirinya sama sekali tak pernah bercerita ke Anas. Baik itu mengenai proyek hambalang, maupun proyek-proyek lainnya.
"Saya minta pertolongan kepada saudara pun juga tidak pernah. Kecuali kalau terdakwa adalah ketua umum partai proyek mungkin baru saya minta proyek. Itu analisa saya seperti itu," terang dia.
"Sementara kalau terdakwa ketum proyek baru saudara minta proyek. Kalau terdakwa bisa bantu luruskan proyek, maka apa saudara minta bantuan?," timpal Haswandi.
"Mohon maaf yang mulia. Judul dari awal tadi pak Anas itu adalah kriteria teman yang tidak menguntungkan dan merugikan. Kalau memang beliau memberikan proyek itu kepada saya, meluruskan atau membantu. Maka muncullah kriteria ketiga. Yaitu adalah teman yang menguntungkan dan tidak merugikan. Kira-kira begitulah. Jadi begitu, Anas adalah teman yang tidak merugikan dan tidak menguntungkan," terang dia.
"Karena terus terang saya simpatis kepada beliau. Karakternya persis seperti orang tua saya. Pendiam, tak banyak bicara, rendah hati. Gambaran saya seperti itu. Itu persis seperti karakter orang tua saya," sambung Machfud memuji.