Kementerian Perdagangan (Kemendag) melihat animo masyarakat perkotaan untuk berbelanja di toko modern seperti toko swalayan dan pusat perbelanjaan semakin tinggi. Hal itu dikarenakan pasar tradisional dinilai tidak nyaman.
“Peranan toko modern semakin besar terutama dalam kebutuhan pokok masyarakat termasuk produk-produk segar,†ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, kemarin.
Oleh karena itu, pihaknya mengaku lebih mendorong masyarakat untuk belanja di pasar modern. Bayu menyebutkan, 30-35 persen pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat disumbang melalui toko modern.
“Pertumbuhan peran toko modern dari tahun ke tahun semakin besar. Sedangkan 3 hingga 4 tahun lalu itu baru 15 persen,†ucapnya.
Di sisi lain, keberadaan pasar atau toko modern kerap dikait-kaitkan dengan terdegradasinya pasar tradisional. Bayu berkilah pola belanja masyarakat ikut menentukan.
“Orang akan tetap berbelanja di pasar tradisional atau pasar rakyat untuk memenuhi kebutuhan yang lebih spesifik, seperti jika mereka ingin mencari bungkus ketupat atau bahan tertentu yang tidak ada di pasar swalayan,†tuturnya.
Meski begitu, Kemendag ingin mendorong pasar tradisional atau pasar rakyat sebagai primadona di tanah air. Syarat utamanya nyaman. Dengan begitu makin banyak masyarakat yang berbelanja di pasar tradisional.
Pemerintah menginginkan kenyamanan pasar tradisional sama dengan toko modern atau swalayan.
“Kalau kebutuhan standar, mereka (konsumen) di perkotaan lebih memilih berbelanja di tempat yang paling nyaman,†tegas Bayu.
Bayu memaparkan, salah satu alasan banyaknya masyarakat berbelanja ke pasar modern karena konsumen lebih nyaman dengan penerangan yang memadai, ruangan yang tidak panas karena dipasangnya AC, serta harga yang relatif stabil.
“Pertimbangannya bukan karena konsumen lebih senang, tetapi yang mereka cari kenyamanan, terang, ada AC, harganya jelas, kemudian variasi pilihan cukup ada di situ,†jelasnya.
Dari faktor perilaku perubahan konsumen itulah, pemerintah ingin mendorong pasar tradisional atau pasar rakyat untuk mempunyai kesamaan fasilitas dengan yang ada di toko swalayan.
“Kementerian Perdagangan mendorong pasar-pasar rakyat agar bisa lebih baik, di samping kita juga akan tingkatkan pengawasan supaya tidak terjadi persaingan yang tidak sehat,†tegasnya.
Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan, pertumbuhan masif pasar modern tidak akan mematikan keberadaan pasar tradisional. Pasalnya, pasar tradisional memiliki pangsa pasar dan keunggulan tersendiri.
Bekas Dubes Indonesia untuk Jepang ini menyatakan kekhususan konsumen pasar tradisional membuat keberadaannya harus dilestarikan.
“Anggapan pasar modern mematikan pasar tradisional itu tidak benar karena peminat pasar tradisional masih cukup banyak,†kata dia.
Kekhususan pasar tradisional terlihat dari waktu buka pasar itu di mana sudah dimulai semenjak pagi. Sementara, pasar modern di atas jam 09.00 WIB.
“Itu sebenarnya dapat mempengaruhi pasar modern, karena ibu rumah tangga umumnya membeli kebutuhan pokok termasuk sayur mayur sejak pagi,†tuturnya. ***