Berita

ilustrasi, Produk Hortikultura Impor

Bisnis

Rendahnya Investasi Picu Produk Hortikultura Impor

SABTU, 19 JULI 2014 | 08:30 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kalangan ahli sepakat industri benih di dalam negeri harus terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing produk hortikultura, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

”Investasi rendah di industri benih hanya akan membuat produk hortikultura impor membanjiri pasar Indonesia dan mematikan petani,” kata Ketua Dewan Hortikultura Indonesia Benny Kusbini di Jakarta.

Untuk diketahui, saat ini Mahkamah Konstitusi (MK) sedang menguji materi Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, khususnya pasal 100 yang mengatur pembatasan investasi asing 30 persen.


Benny mengatakan, produksi hortikultura Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibanding Thailand, apabila tidak ada perbaikan dikhawatirkan hanya akan menjadi pasar negara lain.

Menurutnya, Undang-Undang Hortikultura sudah mengadopsi seluruh keinginan petani dan pendukungnya termasuk industri benih. Hanya saja terdapat masalah krusial pada pasal 100 tentang pembatasan investasi hanya 30 persen saja.

Apabila pasal ini diberlakukan, kata dia, produsen benih akan merelokasi usahanya di luar negeri sehingga merugikan nasib 2 juta petani hortikultura yang menggantungkan pada varietas unggul.

Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Glenn Pardede mengatakan, pengembangan hortikultura  di Indonesia erat kaitannya dengan info pasar dan plasma nutfah. Indonesia saat ini masih miskin plasma nutfah khususnya produk sayuran sehingga harus didatangkan dari luar negeri.

Plasma nutfah merupakan produk-produk sayuran yang laku di pasar kemudian di Indonesia disilangkan dengan plasma lokal, hasilnya berupa benih unggul yang dijual kepada petani dan petani lebih mengetahui tanaman apa saja yang laku di pasar.

Glenn mengatakan, harga benih unggul hanya 3-5 persen dari biaya produksi tanaman akan tetapi dapat menghemat penggunaan pupuk dan obat, seperti tomat punya varietas Arthaloka yang tahan virus dengan produksi 3-5 kilogram. Sedangkan benih lokal biasanya hanya 3-4ons.

Menurutnya, industri sayuran di luar negeri nilainya mencapai ratusan triliun, sedangkan Indonesia saat ini masih menjadi negara importir, padahal memiliki potensi dari lahan dan iklim.

Ketua Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Soekam Parwadi menambahkan, agar dapat bersaing di pasar maka produk hortikultura Indonesia membutuhkan jenis, mutu, dan keteraturan.

”Seperti jagung manis, petani hanya kena jenis tertentu yang memang sudah terjamin, kalau kita coba-coba memberikan benih yang belum ketahuan jenisnya nanti hanya menjadi sampah (tidak laku),” ungkapnya.

Soekam mengkhawatirkan produk asal Malaysia, Vietnam, India dan Thailand akan membanjiri pasar Indonesia apabila pemerintah memberlakukan pembatasan investasi asing.

“Harus disadari sejumlah produk sayuran dan buah-buahan yang laku di pasar Indonesia masih mengandalkan plasma nutfah hasil kerja sama dengan negara lain,” kata Soekam.  ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya