Berita

ilustrasi

Bisnis

Kebijakan Dual Fuel Bisa Jalan Kalau Pom Bensinnya Sudah Siap

Percepat Konversi BBM Ke BBG, Gaikindo Diminta Jualan Converter Kit
SABTU, 19 JULI 2014 | 08:10 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan, terhambatnya program mobil berbahan ganda bensin dan gas (dual fuel) karena tidak siapnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi mengakan, industri otomotif sudah siap dengan kebijakan dual fuel. Namun, yang menjadi kendala adalah persiapan pom bensinnya. Masih banyak yang belum menyiapan dispenser gas.

“Kalau mau dijalankan, maka SPBU-nya juga harus dilengkapi,” ujarnya seusai menyerahkan 1.350 bingkisan Lebaran dari Dharma Wanita Persatuan Kemenperin kepada para pegawai di Jakarta, kemarin.


Terkait usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar aturan dual fuel diwajibkan untuk mobil murah, Budi mengaku itu tidak ada masalah karena mobil murah juga sudah siap untuk kebijakan itu. Yang terpenting kesiapan pom bensin dan gasnya.

Menteri ESDM Jero Wacik meminta Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjual converter kit tanpa bea masuk.

“Saya sudah bicara dengan Kementerian Perindustrian agar mengecilkan bea masuk menjadi nol sehingga mereka (Gaikindo) berani berjualan dan merasa terjamin,” katanya.

Wacik juga meminta Gaikindo menjual converter kit ke bengkel-bengkel kendaraannya. Langkah ini untuk mempercepat konversi.

Staf Ahli Menteri Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Wiraatmadja Puja mengatakan, pemasangan converter kit pada kendaraan harus dipaksakan untuk mengurangi konsumsi BBM.

Menurut Wacik, presiden sudah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) soal penugasan konversi ke gas dan pengaturan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di ESDM. Sementara pengaturan converter kit diserahkan ke Kemenperin.

“Tetapi koordinasi antara Kementerian Koordinator Perekonomian dan kementerian terkait selalu tidak jalan. Kelemahan kita selalu tidak ada koordinasi. Jadi sebenarnya pengadaan converter kit dengan bebas bea masuk bisa lebih murah,” jelas Wira.

Selain itu, kata Wira, perlu juga membuat Low Cost Green Car (LCGC) berbahan bakar gas. Makanya, bank-bank daerah diajak ikut berperan. Jika ini bisa berjalan, masyarakat bisa membeli gas dengan harga Rp 4.000.

“Belum tahu kapan (aturan ini) rampung. Tapi dari sisi teknis tetap kami siapkan,” katanya.

Untuk itu, lanjut Wira, para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) perlu didorong dalam penyediaannya, dan bengkel resmi harus terlibat untuk pemasangan converter kit. Kebijakan itu akan dikeluarkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dia menambahkan, pemerintah juga akan memberikan insentif pembangunan SPBG untuk merangsang pembangunannya.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi mengatakan, sebagai pemain bisnis otomotif di Indonesia, pihaknya akan mengikuti semua peraturan yang dikeluarkan pemerintah.

“Jika pemerintah sudah memberikan aturannya, kita akan ikutin. Karena kita pada prinsipnya akan menjadi pelaku yang baik di negara ini sendiri,” ujar Yohannes.

Karena itu, jika pemerintah memang memutuskan kendaraan yang selama ini menggunakan BBM untuk dipasangi converter kit, lanjut Yohannes, maka Isuzu akan siap mengikutinya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya