Berita

jero wacik/rmol

Hukum

Menteri Jero Wacik Dicecar Soal Penyimpangan Dana Di ESDM

RABU, 16 JULI 2014 | 17:02 WIB | LAPORAN:

Menteri ESDM Jero Wacik merampungkan pemeriksaan oleh tim dari  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jero dimintai keterangan hampir 5 jam lamanya dalam penyelidikan dugaan penyimpangan dana di Kementerian ESDM tahun 2010-2013.

"Saya baru saja memenuhi kewajiban warga negara karena saya diundang oleh KPK untuk memberikan keterangan, jadi bukan saksi," kata Jero Wacik di tangga depan lobi kantor KPK Jakarta, Rabu (16/7).

Jero mengaku ditanya soal adanya penyimpangan dana di Kementerian ESDM tahun 2010. Kepada penyelidik dia mengaku tak tahu. Alasannya, dia baru menjabat sebagai Menteri di ESDM tahun 2011.


"Jadi saya terangkan, 2010 saya belum ada, 2011 Januari sampai Oktober saya juga gak ada, Oktober baru mulai masuk," terang dia.

Diluar itu, Jero bilang, pertanyaan yang dilontarkan normatif. Mulai dari tugas Menteri ESDM secara umum. Termasuk, mengenai struktur pejabat yang ada di Kementerian ESDM.

"Saya terangkan ada dirjen migas, dirjen kelistrikan, dirjen energi terbarukan, kemudian ada kepala badan geologi di badan diklat itu yang ditanyakan kepada saya. Saya terangkan semuanya," terang dia.

"Kemudian apa tugas-tugas menteri, mengkoordinir itu, bagaimana membuat listrik, bagaimana mendistribusikan listrik, itu, minyak, gas, bbm, kalau kurang gimana caranya, saya terangkan semuanya. Kemudian juga yang listrik, banyak juga ditanya jadi listrik itu kan kemarin penyidik juga tahu ada kenaikan harga listrik,"‎ sambung Menteri asal Partai Demokrat itu.

Jero tak menampik apabila kementerian yang dipimpinnya  sempat di demo‎ atas kenaikan harga listrik. Menurutnya, dia sempat ngotot jika listrik yang watt-nya 450-900 tidak boleh dinaikkan.

"Itu rumah rakyat yang itu tak boleh dinaikkan harganya. Saya berkeras di situ, ada yang menginginkan itu dinaikkan, saya gak mau, jadi yang sudah ada kaya yang 1300 watt," tandas dia.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya