Berita

Hukum

Presiden Baru Harus Tuntaskan Megakorupsi BLBI Zaman Megawati

SELASA, 08 JULI 2014 | 22:37 WIB | LAPORAN:

. Megakorupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) harus dituntaskan oleh presien terpilih karena rakyat harus menanggung bunga Rp 60 triliun setiap tahunnya.

Demikian ditegaskan Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS), Sasmito Hadinagoro di Jakarta (Selasa, 8/7).

"Pimpinan negara ke depan, diharapkan mampu menyelesaikan kasus itu hingga tuntas, dan menyeret obligor pengemplang BLBI," katanya.


Kalau rakyat ingin sejahtera, pemimpinnya harus betul-betul menyadari bahwa rakyat itu punya uang. Tidak cukup  dengan blusukan saja. Sebab ujar Sasmito, rakyat selalu membayar pajak, sehingga uang itulah yang harus digunakan untuk kepentingan kesejahteraan mereka.

"Jangan kemudian, uang itu justru digunakan untuk membayar bunga akibat kasus BLBI," ujarnya.

Karena itu, ia menambahkan, pemimpin Indonesia ke depan harus mampu dan memiliki keberanian serta mengambil hikmah dari kasus itu dijadikan  pelajaran bagi pemerintahan ke depannya.

"Jadi sekali lagi saya katakan, pemimpin ke depan harus berani mengungkap dan menyelesaikan kasus BLBI yang saat ini menjadi beban rakyat Indonesia melalui pembayaran bunganya," ujarnya lagi.

Selain itu Sasmito menambahkan presiden mendatang harus mampu menyetop uang pajak digunakan untuk membayar bunga akibat utang BLBI.

Dia menyayangkan mengapa kasus BLBI tidak pernah disinggung oleh pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bisa jadi, keengganan Jokowi  dikarenakan adanya ketakutan kalau  kasus itu terbongkar banyak pihak yang terlibat atau  terseret. Apalagi, saat kasus itu terjadi Megawati yang kala itu menjadi Presiden. Ketua Umum PDI Perjuangan itu, kata dia, mengeluarkan surat keterangan lunas bagi obligor pengemplang dana BLBI.

"Pemerintah harusnya menyadari bahwa rakyat selama ini dibebani oleh utang akibat BLBI. Pemerintah selama ini tampaknya tidak peduli atas kondisi rakyat akibat itu," demikian Sasmito.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya