Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi sejumlah program Ramadan di stasiun televisi. Hingga hari keempat Ramadan 1435 Hijriah, Rabu (2/7), MUI tak menemukan pelanggaran susbstansial dalam program-program tersebut.
“Pantauan kami beberapa hari ini, program-program RaÂmadhan yang ditayangkan sejumÂlah stasiun televisi sudah lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dari segi kualitas, tayangan tersebut sudah memadai dan dapat memberikan contoh baik bagi peÂnontonnya,†kata Ketua MUI, KH Amidhan kepada Rakyat Merdeka.
Setiap tahun, lanjut dia, MUI dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama untuk mengeÂvaluasi tayangan selama bulan Ramadan. MUI dan KPI telah memberikan himbauan mengenai penyelarasan program acara televisi dengan momentum RaÂmaÂdhan kepada seluruh lembaga penyiaran pada Maret 2014.
Setiap tahun, lanjut dia, MUI dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama untuk mengeÂvaluasi tayangan selama bulan Ramadan. MUI dan KPI telah memberikan himbauan mengenai penyelarasan program acara televisi dengan momentum RaÂmaÂdhan kepada seluruh lembaga penyiaran pada Maret 2014.
“Kami sudah berkomunikasi dengan produser dan manajemen mereka. Kami telah memberikan imbauan sejak jauh hari, mereka tidak punya alasan untuk tidak membuat program-programnya seÂlama satu bulan ini selaras deÂngan Ramadan. Kalau ada yang melanggar kesepakatan akan kami tegur,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya: Apa saja batasan-batasan yang diberikan MUI dan KPI terkait tanyangan televisi selama bulan Ramadan?Ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan. Di antaraÂnya, dalam membuat program khusus Ramadan, kami meminÂta agar program itu tak didoÂminasi huÂmor yang tidak ada kaitannya deÂngan tausiah agama. Jika mengeÂluarkan fatwa dan dalil seyogÂyanya mengeluarkan dalil yang tepat. Jangan meÂngeluarkan seÂsuatu berdasarkan pemikiran mereka saja, harus didasarkan pada aturan yang ada.
Bagaimana dengan isi siaran di luar program Ramadan?Kami meminta lembaga peÂnyiaÂÂran membuat program yang selaras dengan suasana keÂbaÂtinan Ramadhan dan menguÂbah kemaÂsan program lama menjadi berÂtema Ramadhan.
MiÂsalnya, pakaian para pengisi acara menjadi berbeda saat Ramadhan dan sebelumnya, atau ada sisipan religius di program acara tersebut.
Mengenai kegiatan di temÂpat-tempat hiburan, apa imbauan MUI?Kepada masyarakat Jakarta dan kota besar lainnya, ikutilah mekanisme Pemerintah Daerah (Pemda) setempat terkait aturan tempat-tempat hiburan.
Kapan harus buka dan tutup, apa yang dilarang dan apa yang boleh dibuÂka harap dipatuhi.
Kami juga mengimbau pada segenap warga, khususnya umat Islam agar tidak perlu ada sweeÂping. Selama Ramadan, sebaikÂnya semua warga fokus meningÂkatkan toleransi antar warga negara dan antar umat beragama. Itu lebih baik dan bermanfaat dalam menjaga ketenteraman nasional.
Apakah imbauan untuk tidak melakuÂkan sweeÂping teÂlah dikomunikasikan kepada ormas-ormas Islam?
Kami sudah komunikasi deÂngan semua organisasi kemaÂsyarakatan (ormas). Seluruh orÂmas dari A sampai Z kan ada di tenda besar MUI. Dalam tanda kutip ormas yang ektrim, moderat dan sebagainya, semua sudah berkomunikasi di MUI.
Kami minta, tahun ini mari kita mengacu kepada itikad moral yang lebih baik. Kita tidak perlu mengambil porsi atau tugas aparat keamanan. ***