SALEUM.
Nanti malam. bapak kembali ke panggung debat. Saya berharap bapak tetap tampil apa adanya. Tulus saja. Setulus cinta bapak kepada Ibu Titiek.
Jika paham, jelaskan dengan tegas tapi santun, dan jika tidak mengerti tanya saja tanpa beban, dan bila setuju nyatakan setuju dengan jujur, seperti kejujuran kala dahulu bapak nyatakan cinta pertama sekali kepada gadis bernama Titiek.
Sewaktu bertanya, jangan ada niat untuk menjebak lawan. Tanyalah dengan pertanyaan yang terang untuk memudahkan rekan debat menjawab, seperti dulu bapak memudahkan Ibu Titiek memberikan jawaban cintanya.
Saya berharap bapak terus konsisten menempatkan Jokowi-Jk sebagai saudara, mereka juga patriot bangsa, yang harus bapak dan kami hormati, sama seperti konsistennya cinta bapak kepada Ibu Titiek.
Hormatilah dengan tulus tanpa perlu berharap dihormati balik. Tataplah dengan sepenuh pandangan cinta tanpa marah bila ditatap balik dengan cahaya mata perseteruan, seperti tulusnya tatapan bapak kepada Ibu Titiek.
Jangan kuatir dengan penilaian pengamat, analis, ahli psikologi karena kami juga ahli dalam menilai tatapan mata, getaran suara, gerak tubuh, dan isyarat-isyarat cinta, termasuk isyarat cinta bapak dan ibu Titiek.
Dekatilah rekan debat dan ulurkan tangan kepadanya dengan uluran tangan cinta, seperti uluran tangan bapak kepada ibu Titiek yang juga dengan penuh cinta.
Terakhir, jangan berusaha menang atas rekan debat. Mereka toh tidak pilih bapak. Tapi menangkanlah hati kami, menangkan hati ibu Titiek juga!
Wassalam.
[***]
Penulis adalah warga Banda Aceh
