Berita

Dahlan Iskan

Bisnis

Penjualan BUMN Sektor Hutan Kalah Dengan Tukang Bakso Di Blok S

RABU, 02 JULI 2014 | 08:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan pembentukan holding BUMN Perhutanan dilakukan untuk perampingan perusahaan pelat merah itu seperti yang diminta oleh pemerintah.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, saat ini BUMN Perhutanan terdiri dari enam perusahaan, di mana PT Perhutani merupakan BUMN Perhutanan yang paling besar. Sementara PT Inhutani I-5 merupakan BUMN Perhutanan yang kecil.

“Zaman dulu Inhutani merupakan perusahaan yang kaya di tahun 1970-an. Karena Inhutani bisa melakukan penebangan hutan untuk jual kayu gelondongan atau log. Mungkin sudah 15 tahun terakhir, Inhutani susah sekali. Perusahaan ini kecil-kecil,” kata Dahlan.


Dahlan menyebutkan, dari penjualan BUMN yang mencapai Rp 4,8 triliun, sekitar 98 persen berasal dari Perhutani, sedangkan delapan persen berasal dari Inhutani I-5.

“Makanya saya sering bilang kalah dengan bakso yang laris di Blok S,” ucapnya.

Dahlan menyebutkan, holding BUMN Perhutanan juga misinya untuk melakukan perampingan di BUMN. Adapun misi lainnya untuk mempercepat pengembangan di BUMN Perhutanan.

“Sementara holding belum terbentuk, saya sudah menyederhanakan organisasi inhutani 1-5. Saya tidak mau direksinya banyak, pemiliknya banyak karena perusahaan ini kecil sekali. Jadi Inhutani 1-5 ini direksinya ada yang satu dan ada yang dua. Komisaris juga begitu, supaya jangan kebesaran pasak dari tiang. Direksi dikecilkan sudah satu tahun lalu,” bebernya.

Bekas dirut PLN ini juga mengaku proses holding BUMN Perhutanan juga  seperti holding BUMN Perkebunan. Kedua proses holding tersebut diharapkan segera terealisasi akhir Juli 2014.

Dia juga berharap holding BUMN Perkebunan menjadi salah satu agenda yang dapat diteruskan pemerintahan yang baru.

Menurut Dahlan, jika pemerintah baru tidak dapat menyelesaikan holding BUMN Perkebunan, maka laba BUMN itu akan kalah terus dengan laba yang dicetak perusahaan swasta.

“Net profit margin atau kemampuan membuat laba perusahaan-perusahaan perkebunan kita (BUMN) hanya 3,4 persen. Jauh dibanding Astra Agro bisa 14 persen, meskipun ada juga yang lebih jelek dari BUMN 2,5 persen yakni perusahaan swasta besar,” ungkapnya.

Dahlan mengungkapkan, jika holding perkebunan dapat terealisasi, dalam kurun waktu lima tahun ke depan kemampuan mencetak laba BUMN Perkebunan dapat menyamai torehan laba perusahaan swasta.

“Karena efisiensi akan bisa dilakukan dengan pengadaan-pengadaan pupuk, pengadaan apa saja sangat besar sekali. Kalau di holding-kan sangat efisien,” tambahnya.

Tidak hanya laba, sambung Dahlan, mengenai utang yang ditanggung BUMN Perkebunan juga dapat terbayar dengan mudah. Adapun manfaat dari pembentukan holding ini juga mampu memberikan kemampuan yang lebih baik. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya